REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Klaster penyebaran Covid-19 muncul Kampung Arinem, Desa Jayamekar, Kecamaran Pakenjeng, Kabupaten Garut. Sedikitnya 41 orang warga kampung itu terkonfirmasi positif Covid-19.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya terdapat 38 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di kampung itu. Diduga, kasus bermula dari adanya warga yang datang dari Bandung.
"Pertama ketahuan dia sudah berapa hari demam kemudian dites positif. Kita tracing dan tes 70 orang, ada 38 yang positif secara keseluruhan," kata dia kepada Republika, Kamis (17/6).
Menurut Leli, saat ini 38 orang yang terkonfirmasi positif tersebut menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Rencananya, mereka akan dipusatkan di bangunan sekolah yang berada di wilayah itu, sehingga penanganannya lebih maksimal.
"Karena banyak yang sekeluarga, rencananya mau disiapkan di SD isolasi. Baru dirapatkan hari ini, keputusannya saya belum cek lagi," kata Leli.
Sementara itu, Camat Pakenjeng, Suherman mengatakan, secara keseluruhan terdapat 41 orang warga Kampung Arinem yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 38 orang menjalani isolasi mandiri dan tiga orang dirujuk ke rumah sakit karena memiliki gejala.
"Hari ini satgas kecamatan sudah rapat koordinasi untuk teknis pelaksaan isolasi mandiri. Hari ini kita siapkan SDN 1 Jayamekar untuk tempat isolasi," kata dia.
Menurut dia, 38 orang yang positif itu sedang diupayakan masuk ke SDN 1 Jayamekar. Isolasi mandiri dibuat terpusat agar penanganan pasien dapat lebih maksimal.
"Sekarang lagi diupayakan 38 orang itu ubtuk masuk ke SDN 1 Jayamekar. Kita juga sudah buat laporan ke Bupati," kata dia.
Suherman menambahkan, untuk sementara tak dilakukan karantina wilayah di Kampung Arinem. Sebab, warga yang terkonfirmasi positif akan dipusatkan di satu tempat. Alhasil, masyarakat yang negatif masih bisa beraktivitas seperti biasa.
Ia mengatakan, masyarakat dari luar kampung juga masih boleh datang dan berinteraksi. Asalnyan, protokol kesehatan (prokes) tetap harus dilaksanakan.
"Mudah-mudahan tidak ada penambahan lagi karena ntak erat sudah selesai antigen semua," kata dia.
Sementara itu, kasus Covid-19 di Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, juga mengalami penambahan. Camat Cisompet, Rahmat Alamsyah mengatakan, berdasarkan data terakhir terdapat 87 orang warga yang positif di desa itu.
Menurut dia, pemerintah desa sudah menyiapkan GOR desa untuk tempat isolasi terpusat. Namun, tak semua pasien mau masuk ke tempat itu.
"Sekarang hanya sembilan orang yang diisolasi di GOR desa. Kita berupaya menyakinkan mereka masuk agar pengawasan mudah, tapi banyak pertimbangan mereka. Kita juga tak bisa memaksa," kata dia.
Padahal, GOR desa dijadikan tempat isolasi agar pengawasan pasien dapat dilakukan secara efektif. Sebab, banyak kasus Covid-19 di Kecamatan Cisompet. Sementara petugas jumlahnya terbatas.
Menurut dia, dari 87 orang yang terkonfirmasi, sempat ada satu orang yang dibawa ke puskesmas karena kondisi kesehatannya menurun. Namun, pasien itu sudah kembali ke GOR desa.
Sementara karantina wilayah di Desa Panyindangan hanya dilakukan di RW 1. Pemerintah juga sudah memberikan jaminan hidup (jadup) kepada 100 kepala keluarga (KK) di RW itu. Sementara di RW itu terdapat 181 KK.
Rahmat mengatakan, jadup untuk warga terdampak lainnya akan diberikan menyusul. "Karena kita ajukan awalnya hanya untuk dua RT. Tapi karena kasus bertambah, lockdown satu RW. Pengajuan jadup juga bertahap," kata dia.
Ia mengatakan, petugas masih terus melakukan penelusuran dan pengetesan di Desa Panyindangan. Menurut dia, masih ada kemungkinan kasus di desa itu bertambah. "Mudah-mudahan tapi tak bertambah lah," kata dia.