REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pasukan Libya yang loyal pada komandan Khalifa Haftar menutup perbatasan dengan Aljazair. Langkah itu dilakukan setelah Haftar yang menguasai wilayah timur Libya mengerahkan pasukannya ke bagian selatan negara itu untuk menunjukkan keberadaannya.
Pekan lalu, Haftar mengerahkan Pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) ke selatan Kota Sebha yang telah bersekutu dengan pasukannya. Pada Sabtu (19/6) kemarin ia mengerahkan pasukan ke perbatasan selatan yang berseberangan dengan Aljazair.
"Angkatan bersenjata telah menutup perbatasan Libya Aljazair dan mendeklarasikan zona militer yang melarang pergerakan," kata Departemen Pedoman Moral, unit media LNA dalam pernyataanya, Ahad (20/6).
Perbatasan sepanjang hampir 1.000 kilometer antara Libya dan Aljazair itu terletak di gurun yang tak berpenghuni. Hanya ada sedikit titik penyeberangan.
Sejak tahun lalu Haftar mundur satu langkah setelah serangan ke pemerintah Libya yang berpusat di Tripoli selama 14 bulan gagal. Sementara, unit pemerintah baru yang didukung proses perdamaian yang difasilitasi PBB mempertanyakan posisi politiknya.
Libya mengalami kekacauan dan gelombang kekerasan selama sepuluh terakhir. Walaupun ada kemajuan menuju solusi politik tapi sebagian besar negara itu masih dikuasai kelompok bersenjata, korupsi masih merajalela dan negara asing yang terlibat konflik di negara itu juga belum menarik diri.
Pekan ini diharapkan ada kemajuan dalam mengimplementasikan ketentuan gencatan senjata militer yang telah berlangsung sejak bulan September. Rencananya pantai utama di garis depan dibuka kembali dan kekuatan asing yang terlibat di Libya akan menggelar pertemuan di Berlin pekan.