Senin 21 Jun 2021 06:06 WIB

Pemerintah Disarankan Tunda Pembelajaran Tatap Muka

Penundaan karena munculnya varian baru Covid-19 di beberapa wilayah Indonesia.

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid
Foto: MPR
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menyarankan agar proses pembelajaran tatap muka yang telah digelar di beberapa sekolah dan daerah ditunda atau dijadwal ulang karena munculnya varian baru Covid-19 di beberapa wilayah di Indonesia. "Kita berada dalam pilihan yang sulit, sebaiknya mendahulukan kesehatan daripada yang lain. Sebaiknya pembelajaran tatap muka ditunda sampai waktu yang memungkinkan untuk dibuka kembali," kata Jazilul atau Gus Jazil dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (20/6).

Jazilul menilai, anak-anak Indonesia perlu dilindungi dari pandemi Covid-19 karena mereka adalah generasi muda penerus bangsa. Dia merasa prihatin dengan munculnya varian baru Covid-19 dan terbukti semakin tingginya angka penularan membuat kondisi mengancam dari proses pembelajaran tatap muka yang tengah berlangsung.

Baca Juga

"Dalam menghadapi pandemi, apalagi dengan ditemukannya varian baru yang lebih berbahaya, kita tidak boleh pesimis, pasrah, apalagi putus asa," ujarnya.

Dia mengatakan, saat bangsa Indonesia mulai membuka kembali sekolah tatap muka, muncul varian baru Covid-19 yang memiliki daya penularan yang lebih cepat. Akibat varian baru tersebut, kata dia, menimbulkan lonjakan penularan.

Bangkalan (Jawa Timur); Kudus (Jawa Tengah); dan Jakarta, merupakan tempat di mana varian baru itu ditemukan. Padahal, menurut dia, dengan digelarnya pembelajaran tatap muka, membuat Indonesia terhindar dari hilangnya masa depan generasi penerus bangsa atau lost generation.

"Sudah setahun lebih anak-anak Indonesia tidak pergi ke sekolah, itu tidak hanya membuat bangsa ini terancam lost generation, tetapi juga bisa mengakibatkan anak-anak Indonesia malas belajar dan pergi ke sekolah," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement