Selasa 22 Jun 2021 10:06 WIB

Covid Melonjak, Anies: Pemprov DKI Telah Tambah RS Rujukan

Anies mengatakan saat ini ada 140 rumah sakit rujukan untuk hadapi lonjakan Covid.

Rep: Flori Sidebang / Red: Bayu Hermawan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Foto: Republika/Febryan. A
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menambah jumlah rumah sakit rujukan untuk menangani pasien, setelah terjadi lonjakan kasus dalam beberapa waktu terakhir. Anies menyebut, per tanggal 17 Juni 2021, terdapat sebanyak 140 rumah sakit rujukan. 

"Dengan penambahan kasus di Jakarta, kita menambah rumah sakit menjadi 140 rumah sakit untuk menangani Covid yang di awal bulan Juni 106 rumah sakit. Per 17 Juni meningkat jadi 140 rumah sakit dengan ada 8.524 tempat tidur dan 1.186 ruang ICU," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (22/6).

Baca Juga

Anies menjelaskan, Pemprov DKI memiliki 32 rumah sakit dan seluruhnya telah digunakan untuk menangani pasien terpapar virus corona. Dari puluhan rumah sakit itu, jelas dia, 13 di antaranya secara penuh atau 100 persen hanya untuk penanganan Covid-19. Sedangkan sisanya, yakni 19 rumah sakit lainnya menampung pasien covid sampai melebihi 60 persen kapasitas rumah sakit.

"Ini mengirimkan pesan kepada kita semua bahwa kita menambah tempat tidur, menambah kapasitas rumah sakit, tapi lonjakanannya terlalu cepat. Kalau saja minggu lalu tidak ditingkatkan kapasitasnya sudah tembus 100 persen. Sekarang ada ruang untuk penambahan rumah sakit," ujarnya.

Anies pun tak henti meminta seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap bahaya penularan virus corona. Apalagi, kata dia, situasi saat ini berbeda dengan yang dihadapi pada awal tahun 2021. Sebab, adanya varian baru Covid-19 yang dinilai lebih cepat menular, termasuk anak-anak. 

"Tapi yang mengkhawatirkan, ini perlu perhatian khusus bahwa minggu lalu kita alami kasus harian tertinggi, yaitu 5.582 kasus baru. Dari angka itu 665 anak usia 5-18 tahun. Kira-kira 12 persen, dan 224 adalah kasus anak di bawah 5 tahun, balita. Jadi 16 persen dari kenaikan kasus adalah anak-anak," jelasnya.

"Artinya kita menghadapi situasi wabah yang berbeda dengan awal tahun kemarin. Besar kemungkinan adalah varian baru yang dengan mudah menular, termasuk kepada anak-anak," imbuhnya.

Anies pun berharap kepada para orang tua di seluruh wilayah Jakarta untuk lebih berhati-hati lagi terhadap penularan varian baru Covid-19. Ia juga mengimbau agar anak-anak tetap berada di rumah saja. 

"Karena penanganan untuk anak-anak tentu membutuhkan pendampingan orang dewasa, sehingga muncul kompleksitas yang tidak sederhana," ucapnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement