Kamis 24 Jun 2021 02:05 WIB

NASA Ingin Cuci Baju di Luar Angkasa

Selama ini astronot membuang baju kotor mereka di luar angkasa

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Astronot NASA Shane Kimbrough melambai saat dia meninggalkan gedung operasi dan checkout sebelum upaya peluncuran Jumat, 23 April 2021, di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida. Empat astronot akan terbang dalam misi SpaceX Crew ke Stasiun Luar Angkasa Internasional yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada 23 April 2021.
Foto: AP/John Raoux
Astronot NASA Shane Kimbrough melambai saat dia meninggalkan gedung operasi dan checkout sebelum upaya peluncuran Jumat, 23 April 2021, di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida. Empat astronot akan terbang dalam misi SpaceX Crew ke Stasiun Luar Angkasa Internasional yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada 23 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE CANAVERAL — Bagaimana para astronot mencuci pakaian di luar angkasa? Mereka tidak melakukannya sama sekali. Para astronot memakai pakaian dalam, pakaian olahraga, dan yang lainnya sampai tidak tahan lagi dengan kotoran dan bau busuk, lalu membuangnya.

Pakaian kotor itu bukan masalah kecil, terutama karena Amerika Serikat AS) dan negara-negara lain ingin membangun pangkalan di bulan dan Mars. Ruang kargo roket sempit dan mahal, jadi mengapa menyia-nyiakannya untuk pakaian baru jika pakaian mereka bisa tetap terlihat dan berbau segar dengan membersihkannya di luar angkasa.

Baca Juga

NASA ingin mengubah itu dan berhenti membuang berton-ton pakaian kotor setiap tahun, memasukkannya ke tempat sampah untuk dibakar di atmosfer di atas kapal kargo yang dibuang. Bekerja sama dengan Procter & Gamble Co. (P&G), NASA mencari tahu cara terbaik untuk membersihkan pakaian astronot di luar angkasa sehingga dapat digunakan kembali selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, seperti di Bumi.

Perusahaan dari Cincinnati mengumumkan pada Selasa (22/6), bahwa mereka akan mengirim sepasang deterjen Tide dan eksperimen penghilangan noda ke stasiun luar angkasa akhir tahun ini dan berikutnya. 

Ahli kimia yang berspesialisasi dalam teknologi kain dan perawatan rumah untuk P&G, Mark Sivik, menyatakan astronot membutuhkan 68 kilogram pakaian di luar angkasa per tahun, itu bertambah dengan cepat, terutama pada misi Mars tiga tahun. Ada juga faktor kesehatan yang mempengaruhi program baru ini.

Astronot stasiun luar angkasa berolahraga dua jam setiap hari untuk melawan efek melemahkan otot dan tulang dari tanpa bobot. Kondisi itu dengan cepat membuat pakaian olahraga mereka berkeringat, bau, dan kaku.

Mantan astronot NASA dan pemain NFL, Leland Melvin, menyatakan kaos, celana pendek, dan kaus kaki para astronot pun menjadi sangat kotor sehingga memakai sepasang setiap minggu. "Setelah itu, mereka dianggap beracun. Mereka seperti memiliki kehidupan mereka sendiri. Mereka sangat kaku karena semua keringat itu," kata Melvin yang menjabat sebagai juru bicara proyek tersebut.

Sementara NASA dan mitra stasiun luar angkasa lainnya telah mencari pakaian antimikroba khusus untuk memperpanjang pemakaian, tapi itu bukan solusi jangka panjang. Dalam percobaan awalnya, P&G akan mengirimkan deterjen yang dibuat khusus untuk ruang angkasa pada Desember.

Pengiriman itu akan membuat para ilmuwan dapat melihat bagaimana enzim dan bahan lainnya bereaksi terhadap enam bulan tanpa bobot. Kemudian Mei mendatang, tisu penghilang noda akan dikirimkan untuk diuji oleh para astronot.

Pada saat yang sama, P&G sedang mengembangkan kombinasi mesin cuci-pengering yang dapat beroperasi di bulan atau bahkan Mars, dengan menggunakan sedikit air dan deterjen. Mesin seperti itu juga terbukti berguna di daerah kering di Bumi.

Salah satu dari banyak tantangan desain adalah masalah air cucian perlu diambil kembali untuk diminum dan dimasak. Konsep itu seperti urin dan keringat yang saat ini didaur ulang di stasiun luar angkasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement