Jumat 25 Jun 2021 04:21 WIB

Momen Terbaik Faith Abbey Menjadi Mualaf

Seorang mualaf bicara soal momen terbaik hidupnya

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto: Onislam.net
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang mualaf bicara soal momen terbaik hidupnya, yaitu ketika bertemu kembali dengan ayahnya yang berhasil lepas dari Liga Pertahanan Inggris (EDL). EDL merupakan kelompok anti-Islam di Inggris dengan lambang salib merah, yang mengklaim sebagai pembela iman dan Inggris.

Adalah Faith Abbey (28 tahun), yang berbagi pelukan emosional dan makan siang dengan ayahnya di London pekan ini setelah berpisah selama lima tahun. Mereka dulunya dekat, hingga kemudian, ayah Abbey mendapat pandangan sempit dan kaku tentang Muslim'.

Baca Juga

Ayahnya, yang tidak ingin disebutkan namanya, bergabung dengan EDL (Liga Pertahanan Inggris), sebuah kelompok sayap kanan yang terkait dengan kekacauan pada protes dan pesan beracun di media sosial terhadap Islam.

Abbey, dari Berkshire, menghabiskan waktu lima tahun terpisah setelah ayahnya mengembangkan pandangan yang sempit dan kaku tentang Muslim dan kehadiran mereka di Inggris. "Dia mengirimi saya pesan di tengah malam menanyakan pertanyaan seperti apa yang terjadi di Suriah atau Afghanistan, menyindir Muslim pada umumnya atau saya sendiri umumnya tahu," kata dia, dilansir dari laman Metro, Kamis (24/6).

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement