Senin 28 Jun 2021 09:42 WIB

WHO Puji Tanggapan Arab Saudi Hadapi Pandemi Covid-19

Kebijakan ini dinilai mencerminkan manajemen yang baik dari krisis kesehatan.

Rep: zahrotul oktaviani/ Red: Hiru Muhammad
Haji tahun ini akan dibatasi untuk warga dan penduduk di dalam Kerajaan Arab Saudi
Foto: Arabnews.com
Haji tahun ini akan dibatasi untuk warga dan penduduk di dalam Kerajaan Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik keputusan Arab Saudi yang hanya mengizinkan 60.000 penduduk untuk melaksanakan haji tahun ini. Saudi juga memberi syarat bagi puluhan ribu orang yang mendapat izin ini untuk menerima vaksin Covid-19 dua dosis.

Perwakilan WHO untuk Arab Saudi, Dr Ibrahim El-Ziq, mengatakan PBB mendukung langkah-langkah yang diambil oleh kerajaan untuk ziarah suci tahun ini. Keputusan yang diambil Saudi disebut telah didasarkan pada bukti ilmiah untuk menilai risiko.

Dilansir  Asharq Al-Awsat, Senin (28/6), kebijakan ini dinilai mencerminkan manajemen yang baik dari krisis kesehatan. Ia juga menggambarkan tanggapan Arab Saudi terhadap pandemi sebagai hal yang mengesankan dan yang terbaik di kawasan, jika bukan di seluruh dunia.

Dia juga memuji vaksinasi massal yang dilakukan Kerajaan. 70 persen penduduk telah menerima suntikan pertama dan akan mendapat suntikan kedua pada bulan Juli.

Pernyataan ini dibuat selama pengarahan media virtual oleh Kantor Regional Mediterania Timur (EMRO) WHO, tentang situasi Covid-19 di Wilayah Mediterania Timur dan persiapan untuk haji, Kamis (24/6).

 "Hingga 22 Juni, ada sekitar 179 juta kasus terkonfirmasi Covid-19, termasuk lebih dari 3,9 juta kematian, yang dilaporkan secara global ke WHO," kata Direktur Regional WHO untuk EMRO, Dr. Ahmed al-Mandhari.

Wilayah Mediterania Timur telah melaporkan sekitar 10,8 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi. Akibat penyebaran virus ini, terjadi kematian sekitar 213.500 orang.

Dia lantas mengatakan jumlah kasus positif mengalami penurunan selama 10 minggu berturut-turut, dengan jumlah kematian stabil atau sedikit menurun. Meski demikian, enam negara di kawasan itu melaporkan peningkatan kasus baru pekan lalu, dibandingkan yang sebelumnya.

Peningkatan kasus yang terjadi di Oman dan Yaman melebihi 20 persen. Sementara Afghanistan, Tunisia, Uni Emirat Arab dan Yaman melaporkan peningkatan lebih dari 20 persen dalam jumlah kematian.

Mandhari mengaitkan peningkatan ini dengan penyebaran varian baru, ketidakpatuhan terhadap tindakan pencegahan dan ketidakadilan pembagian vaksin. Ia juga mencatat terjadi keraguan terhadap vaksin baik secara global dan seluruh kawasan.

"Pada 21 Juni, 2,4 miliar dosis vaksin telah diberikan secara global. Sekitar 83 juta diberikan di wilayah tersebut (EMRO), mencakup 11 dosis per 100 orang (per 20 Juni)," ujarnya.

Meski beberapa negara memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi, delapan dari 22 negara yang ia wakili telah memvaksinasi kurang dari satu persen dari populasi mereka.

Lebih lanjut, Mandhari menekankan wilayah tersebut masih membutuhkan lebih dari 400 juta dosis untuk memvaksinasi kelompok prioritas akhir tahun ini. Mereka menempati 40 persen dari populasi wilayah tersebut.  

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement