Senin 28 Jun 2021 14:38 WIB

Mantan Jurnalis Apple Daily Ditangkap di Bandara Hong Kong

Polisi telah menangkap sejumlah petinggi Apple Daily dengan UU Keamanan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Penduduk Hong Kong antre pada Kamis (24/6) mengambil salinan edisi terakhir surat kabar pro-demokrasi Apple Daily.
Foto: EPA/Jerome Favre
Penduduk Hong Kong antre pada Kamis (24/6) mengambil salinan edisi terakhir surat kabar pro-demokrasi Apple Daily.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Polisi Hong Kong menangkap seorang mantan jurnalis senior surat kabar Apple Daily di bandara internasional pada Ahad (27/6) malam. Mantan jurnalis itu ditangkap atas dugaan pelanggaran keamanan nasional.

Polisi tidak menyebutkan nama mantan jurnalis yang ditangkap itu. Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan, seorang pria berusia 57 tahun telah dibekuk di bandara karena berkonspirasi untuk berkolusi dengan negara asing atau pasukan asing, dan membahayakan keamanan nasional. Polisi menambahkan, pria itu telah ditahan dan polisi terus melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Baca Juga

Media Hong Kong mengidentifikasi pria yang ditangkap itu sebagai Fung Wai-kong. Fung adalaj editor dan kolumnis di surat kabar Apple Daily yang sekarang sudah ditutup.  

Hingga berita ini diturunkan, Fung tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Belum diketahui apakah dia memiliki perwakilan hukum atau tidak.

Pemerintah Hong Kong juga tidak memberikan tanggapan atas penangkapan tersebut.

Surat kabar Apple Daily terpaksa ditutup menyusul penggerebekan oleh 500 polisi pada 17 Juni. Aset-aset utama dan rekening bank dari surat kabar itu telah dibekukan. Apple Daily mencetak edisi terakhirnya pada Kamis lalu.

Pihak berwenang mengatakan, puluhan artikel surat kabar Apple Daily telah melanggar undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan China. Para kritikus mengatakan, undang-undang tersebut telah digunakan untuk meredam perbedaan pendapat dan mengikis kebebasan mendasar di Hong Kong.

Namun pihak berwenang mengatakan, undang-undang tersebut telah memulihkan stabilitas setelah aksi protes pro-demokrasi yang kerap disertai kekerasan dalam beberapa bulan. Pejabat di Hong Kong dan China telah berulang kali mengatakan bahwa mereka menghormati kebebasan media, dan media tidak dapat membahayakan keamanan nasional.  

Polisi berdalih tindakan terhadap Apple Daily tidak menargetkan industri media secara keseluruhan. Asosiasi Jurnalis Hong Kong mengutuk polisi karena menargetkan wartawan, dan meminta mereka untuk menjelaskan insiden tersebut.

Penutupan Apple Daily telah membuat industri media di Hong Kong menjadi cemas. Outlet berita online, Stand News mengatakan pada Ahad malam bahwa,  mereka akan berhenti menerima sumbangan bulanan dari pembaca dan telah menghapus komentar lama dari platform mereka.

Stand News, yang didirikan pada 2014, mengatakan, sebagian besar direkturnya, termasuk pengacara Margaret Ng dan penyanyi Denise Ho, telah mengundurkan diri. Sementara Dua direktur pendiri, Tony Tsoi dan pemimpin redaksi Chung Pui-kuen akan tetap bertahan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement