Rabu 30 Jun 2021 22:01 WIB

Pembongkaran di Silwan dan Penindasan Israel

Pembongkaran rumah adalah taktik untuk mengusir penduduk Palestina.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Pembongkaran di Silwan dan Penindasan Israel. Pandangan umum lingkungan Palestina di Silwan di Yerusalem timur, terlihat pada hari Rabu, 1 Juli 2020. Para pemimpin Israel melukiskan Yerusalem sebagai model koeksistensi, ibu kota orang Yahudi yang bersatu, abadi, di mana kaum minoritas memiliki hak yang sama. Tetapi warga Palestina menghadapi diskriminasi yang meluas, sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan dan banyak yang hidup dalam ketakutan akan dipaksa keluar.
Foto: AP / Illean Mahmoud
Pembongkaran di Silwan dan Penindasan Israel. Pandangan umum lingkungan Palestina di Silwan di Yerusalem timur, terlihat pada hari Rabu, 1 Juli 2020. Para pemimpin Israel melukiskan Yerusalem sebagai model koeksistensi, ibu kota orang Yahudi yang bersatu, abadi, di mana kaum minoritas memiliki hak yang sama. Tetapi warga Palestina menghadapi diskriminasi yang meluas, sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan dan banyak yang hidup dalam ketakutan akan dipaksa keluar.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pembongkaran atas bangunan milik warga Palestina di Silwan di Yerusalem Timur oleh otoritas Israel telah dimulai pekan ini. Pada Selasa (29/6), pasukan Israel disertai dengan buldoser memasuki lingkungan warga Palestina dan menghancurkan sebuah toko daging di Silwan.

Tak terelakkan, kekerasan pun meletus setelah pembongkaran bisnis milik warga Palestina oleh pasukan Israel yang dimulai di daerah al-Bustan di Silwan di lingkungan Yerusalem Timur yang diduduki itu. Tentara menggunakan gas air mata dan pentungan untuk memukul mundur warga dan aktivis Palestina saat mereka melakukan pembongkaran.

Baca Juga

Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, setidaknya empat warga Palestina terluka dalam konfrontasi tersebut. Harry Fawcett dari Aljazirah, yang melaporkan dari Silwan, mengatakan tentara Israel tiba dalam jumlah besar pada Selasa pagi dan terjadi konfrontasi signifikan.

"Kami berbicara dengan keluarga yang memiliki toko daging dan mereka mengatakan pasukan Israel datang dan menyerang mereka menggunakan gas air mata dan alat lain, awal yang kejam untuk penghancuran ini. Tetapi ini bukan hanya tentang satu toko. Ada 20 unit lain yang berada dalam situasi yang sama di lingkungan ini," kata Fawcett, dilansir di Aljazirah, Rabu (30/9).

Menurut saksi mata, warga Palestina menggunakan pengeras suara masjid untuk menyerukan agar penduduk berkumpul untuk melindungi rumah mereka. Pasukan Israel lantas menembakkan peluru baja berlapis karet untuk membubarkan warga Palestina yang marah tersebut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement