REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Pemukim ilegal Israel kembali menyerang komunitas Palestina di wilayah Masafer Yatta di Tepi Barat pada Senin (3/3/2025). Serangan itu terjadi pada hari yang sama film dokumenter “No Other Land” yang mengisahkan perjuangan warga daerah itu memenangkan Piala Oscar.
Pemukim Israel, didampingi oleh tentara Israel, menyerang sebuah desa di daerah Masafer Yatta, beberapa jam sebelum “No Other Land” memenangkan Academy Award. “No Other Land”, mendokumentasikan perjuangan warga Palestina untuk menyelamatkan rumah mereka di Masafer Yatta dari pembongkaran oleh tentara Israel, telah memenangkan kategori Dokumenter Fitur Terbaik di Oscar.
Kepala dewan desa Susya, Jihad Nawajaa, mengatakan kepada kantor berita WAFA bahwa pemukim Israel menyerang warga Palestina, melemparkan batu, menghancurkan panel surya dan merusak tangki air. Tentara Israel yang menemani para pemukim saat mengamuk menangkap setidaknya tiga warga Palestina, tambahnya.
Masafer Yatta adalah kumpulan dusun Palestina dekat Hebron di wilayah selatan Tepi Barat yang diduduki. Pada 2023, wilayah ini menjadi rumah bagi sekitar 2.500 warga Palestina yang tersebar di 12 desa atau dusun, yang mencakup sekitar 7.000 hektare.
Sebagai bagian dari Tepi Barat yang ditetapkan sebagai Area C, wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan penuh militer dan administratif Israel. Penduduk di wilayah tersebut pernah tinggal di sana sebelum pendudukan Israel di Tepi Barat pada tahun 1967, dan bermata pencaharian sebagai penggembala dan petani.
Penduduk Palestina di Masafer Yatta telah berjuang untuk menyelamatkan rumah mereka dari pembongkaran oleh pasukan Israel dan serangan pemukim Israel selama beberapa dekade.
Pada Mei 2022, Pengadilan Tinggi Israel mengatakan bahwa rencana Israel untuk mengusir paksa lebih dari 1.000 warga Palestina, termasuk sekitar 500 anak-anak, dari Masafer Yatta dapat dilanjutkan, sehingga memutuskan gugatan hukum yang telah diperjuangkan oleh penduduk di wilayah tersebut selama lebih dari 20 tahun.
Pemukim Israel telah mendorong perluasan permukiman di Tepi Barat – yang ilegal menurut hukum internasional – dengan dukungan dari Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich dan mantan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.
Pada 1980-an Israel mendeklarasikan daerah Masafer Yatta sebagai zona militer tertutup yang dikenal sebagai "Zona Penembakan 918". Israel berargumen di pengadilan bahwa lahan seluas 3.000 hektare di sepanjang perbatasan Israel-Tepi Barat ini sangat penting untuk tujuan pelatihan. Israel mengatakan, orang-orang Palestina yang tinggal di wilayah itu hanyalah penduduk musiman.
Mahkamah Agung Israel menyimpulkan, penduduk Palestina itu gagal membuktikan klaim tempat tinggal permanen mereka, sebelum daerah itu dinyatakan sebagai zona tembak. Selama persidangan, Israel dan Palestina saling beradu argumen dengan menunjukkan foto udara dan kutipan dari buku berjudul Life in the Caves of Mount Hebron yang ditulis oleh antropolog Israel Yaacov Havakook dan diterbitkan pada 1985. Havakook menghabiskan waktu tiga tahun untuk mempelajari kehidupan petani dan gembala Palestina di wilayah Masafer Yatta.