Kamis 01 Jul 2021 17:25 WIB

Camilan Bertepung Tingkatkan Risiko Kematian Akibat Jantung

Untuk harapan hidup lebih lama, ganti keripik dengan buah-buahan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Camilan bertepung (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Camilan bertepung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan bahwa mengonsumsi makanan ringan bertepung meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung, kanker, dan semua penyebab lainnya hingga 50 persen. Sementara itu, buah dan sayuran secara signifikan terbukti menurunkan risiko kematian dari semua sebab (sebesar 34 persen).

Studi baru, yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association, melihat pola makan dan waktu asupan makanan dari 21.503 peserta selama 12 tahun. Penelitian menemukan pola menarik.

Studi menemukan bahwa peserta yang secara teratur makan siang berbasis buah memiliki risiko kematian yang lebih rendah dari semua penyebab, sedangkan peserta yang mengonsumsi makan siang Barat (didefinisikan sebagai daging yang diawetkan, keju, dan biji-bijian olahan seperti roti putih) adalah yang paling mungkin meninggal karena penyakit jantung dan kanker. Sisi positif dari penelitian bahwa peserta yang mengonsumsi makan malam sayur memiliki risiko kematian yang lebih rendah dari semua penyebab, termasuk penyakit kardiovaskular dan kanker.

Sedangkan untuk pola jajan, partisipan yang mengonsumsi jajanan buah setelah sarapan memiliki risiko kematian lebih rendah dari semua penyebab, termasuk kanker. Peserta yang mengonsumsi makanan ringan bertepung setelah makan utama, memiliki risiko kematian lebih besar dari semua penyebab.

Dalam hal ini, 'diet barat' menyerupai diet tradisional Amerika yang terdiri dari daging merah atau olahan, keju penuh lemak yang tinggi lemak jenuhnya, dan makanan olahan tinggi seperti roti putih, keripik, dan biji-bijian olahan, tanpa nutrisi aslinya itu meningkatkan risiko semua penyebab kematian.

Dilansir di The Beet pada Kamis (1/7), studi menemukan, pertama makan siang ala barat dikaitkan dengan 44 persen peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Kedua, makan siang berbasis buah dikaitkan dengan penurunan risiko kematian kardiovaskular sebesar 34 persen. 

Ketiga, makan malam berbasis sayuran dikaitkan dengan penurunan 31 persen dalam semua penyebab kematian. Keempat, makan makanan ringan bertepung tinggi pati setelah makan meningkatkan risiko semua penyebab kematian 50 persen dan risiko kematian kardiovaskular antara 44 dan 57 persen.

Sekarang Anda tahu bahwa keripik adalah pembunuh. Untuk hidup lebih lama, ganti keripik kentang (walaupun mungkin berbahan dasar tanaman) dengan sayuran segar, buah-buahan, dan kacang-kacangan, serta camilan kacang-kacangan dan biji-bijian. Buatlah salad buah untuk makan siang dan salad yang sehat atau tumis dengan sayuran dan kacang-kacangan untuk makan malam, agar lebih sehat dan meningkatkan peluang Anda untuk hidup lebih lama.

Saat Anda mencari camilan, lebih sehat untuk mengambil sepotong buah. Penelitian baru menunjukkan bahwa makan dua porsi buah sehari membantu Anda menurunkan BMI dan memiliki pinggang yang lebih kecil. Faktanya, buah mengandung serat yang sehat yang membuat gula darah rendah dan kadar insulin terkendali.

Penelitian baru menemukan mengonsumsi makanan ringan bertepung tinggi dikaitkan dengan 50 persen peningkatan risiko kematian dan 57 persen peningkatan risiko kematian terkait penyakit jantung. Sementara makan buah saat makan siang dan sayuran saat makan malam menyebabkan penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung, kanker, atau penyebab apa pun.

"Orang-orang semakin khawatir tentang apa yang mereka makan dan juga kapan mereka makan," kata peneliti yang memimpin penelitian tersebut, Ying Li.

Profesor di departemen nutrisi dan kebersihan makanan di Harbin Medical University School of Public Health di Harbin, China, ini menjelaskan bahwa peneliti mengategorikan jenis makanan yang dimakan peserta menjadi tiga kelompok utama. Ketiganya yakni sarapan barat (sarapan bertepung dan sarapan buah), makan siang barat (makan siang sayuran dan makan siang buah dan untuk makan malam), dan makan malam barat(makan malam sayur dan makan malam buah). Untuk camilan, mereka mengelompokkan jenis pola ngemil menjadi salah satu dari empat kategori, yakni camilan gandum camilan bertepung, camilan buah, dan camilan susu. Diet barat yang mereka lihat lebih tinggi lemak jenuh dan protein, sehingga mencerminkan diet tradisional Amerika.

Mereka yang makan siang barat makan lebih banyak biji-bijian olahan, lemak padat, keju, gula tambahan, dan daging yang diawetkan. Mereka yang makan kelompok makan siang berbasis buah mengambil porsi paling banyak dari biji-bijian, buah-buahan, yogurt, dan kacang-kacangan. Mereka yang makan malam berbasis sayuran makan jumlah porsi tertinggi dari semua sayuran dan kacang-kacangan. Mereka yang makan makanan ringan bertepung itu makan lebih banyak kentang putih.

"Hasil kami mengungkapkan bahwa jumlah dan waktu asupan berbagai jenis makanan sama pentingnya untuk menjaga kesehatan yang optimal," ujar Li. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement