REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merevisi target pertumbuhan ekonomi pada kuartal III menjadi sebesar 3,7 sampai empat persen. Hal itu dikarenakan adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali.
Ia menjelaskan, kemungkinan terjadi kontraksi pada kuartal III. Hanya saja menurutnya, pertumbuhan ekonomi masih positif.
"Jawa-Bali berkontribusi sebanyak 60 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) nasional," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (5/7).
Maka, kata dia, PPKM Darurat akan memengaruhi pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal mendatang. Airlangga pun mengatakan, ekspor bakal menjadi sektor andalan demi mendorong perekonomian pada kuartal III. Sebab, dari segi global, harga, dan permintaan terhadap karet dan alumunium tengah naik.
“Ekspor kita sampai kemarin relatif stabil. Capaian ekspor yang terus bisa kita pertahankan selama 13 bulan dan surplus sebesar 10,06 miliar dolar AS pada Mei kemarin dengan harga komoditas baik,” tutur dia.
Belanja pemerintah, sambungnya, juga diharapkan bisa terus terjaga konsistensinya. Dengan begitu dapat mengurangi tekanan dari tingkat konsumsi masyarakat yang menurun.
Airlangga berharap penanganan terhadap lonjakan kasus Covid-19 bisa diselesaikan pada kuartal IV. Setidaknya pada pekan pertama atau kedua Agustus.