REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, mengatakan telah terjadi penurunan sampah plastik yang berakhir ke lautan dalam beberapa tahun terakhir. Target pemerintah pada 2025 sampah plastik di laut dari daratan berkurag drastis.
"Sampai tahun 2020 kami sudah bisa memastikan bahwa terjadi penurunan 15,3 persen. Artinya memang ada progres, ada upaya dan berbagai gerakan juga masif, tentu masih ada effort lainnya untuk mencapai angka 70 persen pada 2025," kata Novrizal, dalam diskusi Pojok Iklim KLHK, yang dipantau virtual dari Jakarta, Rabu (7/7).
Menurut data, pada 2018 timbunan sampah plastik di lautan mencapai 615.674,63 ton. Sampah tersebut berasal dari kebocoran sampah daratan ke perairan dan kebocoran sampah dari aktivitas di lautan.
Angka tersebut turun menjadi 566.074,94 ton pada 2019. Lalu kembali turun menjadi 521.275,06 ton pada 2020.
Pemerintah sendiri memproyeksikan dapat melakukan pengurangan sampah yang bocor ke laut mencapai 70 persen pada 2025. Untuk itu telah dibentuk Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut untuk mencapai target tersebut.
Novrizal menjelaskan beberapa langkah lain yang telah dilakukan untuk pengurangan sampah plastik, seperti penerbitan edaran untuk pengurangan penggunaan kemasan plastik sekali pakai di berbagai kantor kementerian dan lembaga. Dilakukan pula pengintegrasian Rencana Aksi Nasional Sampah Laut dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2025, optimalisasi Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup dan hibah organisasi internasional untuk mendukung rencana aksi.
Kajian analisis pengelolaan sampah di darat dan di laut akan terus diperbanyak untuk mendukung tujuan pengurangan sampah. "Juga akan meningkatkan asistensi kepada para kepala daerah dan pemerintah daerah untuk pengelolaan sampah terpadu dan berkelanjutan. Dan pelibatan lembaga keagamaan dan komunitas," ujarnya.