REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Isaac Herzog resmi menjadi presiden Israel ke-11 pada Rabu (7/7). Dia berjanji untuk menyembuhkan perpecahan mendalam di masyarakat Israel saat mengambil sumpah jabatan.
"Misi saya, misi masa jabatan saya, adalah melakukan segalanya untuk membangun kembali harapan,” kata Herzog dalam pidato pelantikan.
Dengan satu tangan di atas kitab Yahudi di hadapan Knesset atau parlemen Israel, Herzog mengambil posisi seremonial yang dirancang untuk berfungsi sebagai kompas moral negara. Dia berjanji untuk menjadi presiden semua orang. "Dari saya, dari kita semua, adalah untuk menurunkan nada, untuk menurunkan api, untuk menenangkan keadaan," ujar pria berusia 60 tahun itu dikutip dari Aljazirah.
Ruang parlemen dihiasi dengan karangan bunga lili putih yang besar untuk peresmian Herzog sebagai presiden. Para rabi militer meniup terompet, diikuti dengan penampilan paduan suara anak-anak. Mereka yang berkumpul menyanyikan lagu kebangsaan Israel.
Di tengah tepuk tangan, Herzog dan presiden yang akan turun jabatan Reuven Rivlin melangkah bersama-sama dari mimbar. "Yang benar adalah bahwa saya sedikit iri pada Anda," kata Rivlin dalam sebuah surat kepada Herzog yang diterbitkan sebelumnya di Twitter.
Herzog merupakan anak dari Chaim yang menjabat sebagai presiden Israel pada 1980-an dan menjabat sebagai duta besar Israel untuk PBB. Terpilihnya sebagai presiden untuk masa jabatan selama tujuh tahun.
Kakek presiden baru, Yitzhak HaLevi Herzog, adalah kepala rabi pertama di negara itu. Pamannya, Abba Eban, menjabat sebagai menteri luar negeri dan duta besar untuk PBB dan Amerika Serikat.