REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA — Pemerintah Turki dilaporkan telah menolak permintaan Presiden Israel Isaac Herzog untuk menggunakan wilayah udaranya untuk dilalui dalam perjalanan ke pertemuan iklim COP29 di Baku, ibu kota Azerbaijan.
Otoritas berwenang memverifikasi bahwa pejabat Israel meminta agar jet Presiden Isaac Herzog melewati wilayah udara Turki saat dalam perjalanan menuju Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-29 (COP29). Meski demikian, pejabat Turki menolak permintaan tersebut, demikian dilaporkan Al-Mayadeen.
Menurut pernyataan kantor kepresidenan, Herzog membatalkan partisipasinya dalam konferensi pada Sabtu lalu dengan alasan "masalah keamanan."
Setelah konferensi COP29 dimulai pada Senin, puluhan pengunjuk rasa berkumpul di Baku. Mereka menyuarakan penentangan terhadap Israel. Hubungan antara Turki dan Israel telah memburuk sejak pendudukan melancarkan perangnya di Gaza.
Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Danny Danon menuduh Turki awal bulan ini menampilkan sikap kebencian. Hal tersebut menyusul penyerahan surat Ankara, yang didukung oleh 52 negara, yang mendesak penghentian pengiriman senjata ke Israel karena genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Danon berkomentar, "Apa lagi yang bisa diharapkan dari sebuah negara yang tindakannya didorong oleh niat jahat dalam upaya menciptakan konflik dengan dukungan negara-negara 'Poros Kejahatan'," mengacu pada negara-negara Arab yang turut menandatangani surat tersebut.
Lebih lanjut, Danon mengklaim bahwa surat ini merupakan bukti bahwa PBB dipimpin oleh beberapa negara jahat dan bukan oleh negara-negara liberal yang mendukung nilai-nilai keadilan dan moralitas.