Jumat 09 Jul 2021 22:40 WIB

Studi Ungkap Diet Nabati Bagus untuk Kesehatan Jantung

Menambah lebih banyak makanan nabati kurangi risiko sakit pembuluh darah.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Kesehatan jantung merupakan bagian penting dalam menjalani kehidupan.
Foto: www.freepik.com.
Kesehatan jantung merupakan bagian penting dalam menjalani kehidupan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan jantung merupakan bagian penting dalam menjalani kehidupan. Pola makan telah dikaitkan untuk mendukung kesehatan jantung.

Baru-baru ini studi komprehensif baru yang diterbitkan dalam Penelitian Kardiovaskular, menunjukan bukti bahwa diet dengan fokus nabati lebih baik untuk kesehatan jantung. Sebut saja diet Mediterania dengan pola makan yang memprioritaskan makanan utuh dan membatasi produk hewani tertentu.

Baca Juga

"Kita perlu menemukan kembali tradisi kuliner seperti diet Mediterania yang memiliki resep lezat menggunakan kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan dan sayuran," kata penulis studi Gabriele Riccardi, M.D, dilansir MBG, Jumat (9/7).

Temuan para peneliti menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi garam dan produk hewani, menambah lebih banyak makanan nabati (khususnya, sebanyak 400 gram sayuran per hari), dapat membuat risiko aterosklerosis atau sejenis penyakit pembuluh darah yang lebih rendah.

Peneliti menemukan bahwa daging merah yang diproses dan yang tidak diproses terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Karena itu, orang harus membatasi pilihan hewani, seperti daging sapi, babi, dan domba hingga dua porsi (100 gram) per pekan.

Studi menyebutkan daging olahan (seperti bacon, sosis, dan salami disarankan dikonsumsi hanya sesekali saja. Ada sumber protein ideal untuk mendukung kesehatan jantung. Menurut penelitian, kacang-kacangan adalah pengganti daging merah yang direkomendasikan dalam diet yang berfokus pada kesehatan jantung. Konsumsinya dapat hingga empat porsi 180 gram per pekan.

Sumber protein itu termasuk kacang-kacangan, lentil, buncis, kacang tanah, kedelai, dan kacang polong. Penelitian merekomendasikan sekitar segenggam (30 gram) sehari, tetapi bukan sebagai sumber protein utama.

Bukti terbaru juga mendukung ikan sebagai pengganti, meskipun dalam jumlah yang lebih moderat: dua hingga empat porsi 150 gram per pekan. Para peneliti menunjukkan bahwa mungkin ada masalah keberlanjutan dengan menjadikan ikan sebagai sumber protein utama, tetapi ada beberapa pilihan ikan yang lebih berkelanjutan dan sangat cocok.

Unggas, dalam tiga porsi 100 gram per pekan, ditemukan sebagai sumber yang relatif netral. Menurut Riccardi, beberapa jenis produk susu mungkin tidak memiliki potensi dampak negatif yang sama seperti produk hewani lainnya dalam hal kesehatan jantung karena pendukung kesehatan usus yang sudah dikenal.

"Sejumlah kecil keju (tiga porsi 50 gram per pekan) dan konsumsi yogurt biasa (200 gram per hari) bahkan dikaitkan dengan efek perlindungan karena itu difermentasi," jelasnya,

Sementara makanan fermentasi selalu direkomendasikan untuk kesehatan usus, sebenarnya banyak faktor kesehatan lainnya yang dimulai dari usus. "Kami sekarang memahami bahwa bakteri usus memainkan peran utama dalam mempengaruhi risiko kardiovaskular," lanjut Riccardi.

Produk susu fermentasi mengandung bakteri baik yang meningkatkan kesehatan. Pada dasarnya, apa yang diasumsikan tentang diet jantung sehat adalah benar, yakni anjuran lebih banyak mengonsumsi sayuran, protein strategis (terutama pilihan vegan), dan biji-bijian utuh, kendati boleh sesekali protein hewani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement