Sabtu 10 Jul 2021 18:30 WIB

Pakar Paparkan Bagian Paling Berbahaya dari Covid-19

Kematian akibat Covid-19 sebenarnya tergolong rendah.

Seorang pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan menyantap hidangan makan di ruang isolasi di Rumah Sakit Darurat Pangkalan Marinir Jakarta, Sabtu (10/7/2021). Rumah sakit darurat yang telah beroperasi sekitar tiga minggu tersebut mampu menampung sekitar 500 orang pasien dari militer maupun umum yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan yang merupakan rujukan dari RSAL Mintohardjo Jakarta akibat tingginya tingkat penularan COVID-19.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Seorang pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan menyantap hidangan makan di ruang isolasi di Rumah Sakit Darurat Pangkalan Marinir Jakarta, Sabtu (10/7/2021). Rumah sakit darurat yang telah beroperasi sekitar tiga minggu tersebut mampu menampung sekitar 500 orang pasien dari militer maupun umum yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan yang merupakan rujukan dari RSAL Mintohardjo Jakarta akibat tingginya tingkat penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas Padang Dr dr Andani Eka Putra mengatakan Covid-19 adalah penyakit berbahaya. Faktor paling membahayakan adalah penyebarannya yang cepat, dibandingkan kematian akibatnya.

"Tingkat kematian Covid-19 hanya dua persen. Yang berbahaya adalah penyebaran yang cepat, sehingga bisa menyerang banyak orang," katanya saat sosialisasi Covid-19 di Padang Aro, Sabtu (10/7).

Baca Juga

Dia mengatakan TBC jauh lebih mematikan dibandingkan Covid-19, yaitu mencapai lima persen. Tetapi penyebaran Covid-19 lebih berbahaya karena sangat cepat.

Ia mengatakan dengan tingkat kematian dua persen, kalau yang terkena 100 orang, maka dua meninggal. Tetapi dengan penyebaran cepat, dan kalau positif dua juta, 60 ribu orang yang meninggal.

Menurut dia, yang paling menderita akibat pandemi Covid-19 ini adalah masyarakat karena ekonomi tidak bergerak. Oleh sebab itu, masyarakat harus beriringan dengan Covid-19 agar ekonomi bisa tetap tumbuh dan masyarakat tidak menderita.

"Jangan sampai karena pandemi masyarakat tidak makan dan yang paling efektif dalam membantu masyarakat adalah memberdayakan IKM," ujarnya.

Dia menjelaskan pandemi akan selesai apabila masyarakat paham dengan Covid-19, yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan. Oleh sebab itu, upaya pemerintah untuk menghentikan penyebaran Covid-19 dengan cara patuhi protokol kesehatan dan menjalani vaksinasi.

Dia menambahkan kasus Covid-19 Sumbar naik saat sudah mencapai 28 persen dan 85 persen di antaranya varian delta. Sekarang testing Covid-19 di Sumbar sudah kembali naik, yang sebelumnya hanya 2.500 sehari sekarang sudah di atas 3 ribu.

Sementara itu Bupati Solok Selatan Khairunas mengatakan dalam pekan depan minimal 20 ribu orang sudah diberikan vaksin Covid-19. "Saya minta wali nagari dan camat memberikan sosialisasi kepada masyarakat supaya target 20 ribu vaksin dalam sepekan ini tercapai," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement