Ahad 11 Jul 2021 11:36 WIB

Solidaritas Konglomerat untuk Covid-19 Dipertanyakan

Konglomerat seharusnya juga bisa bikin kegiatan semacam donasi BantUIN Nakes.

Peneliti senior LSI, Toto Izzul Fatah, mempertanyakan peran konglomerat dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia. (Foto ilustrasi)
Foto: istimewa
Peneliti senior LSI, Toto Izzul Fatah, mempertanyakan peran konglomerat dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia. (Foto ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gerakan donasi BantUIN Nakes bertema ‘Berbagi Kasih untuk Pejuang Pandemi’ yang digagas para alumni UIN (IKALUIN) Jakarta, harusnya mampu menggugah spirit filantropis para konglomerat untuk melakukan aksi mulia serupa. Apalagi dalam kondisi negara hari ini yang sedang butuh dukungan dan partisipasi semua pihak.

“Aksi nyata dan mulia seperti ini sangat layak diapresiasi untuk dijadikan sebagai gerakan nasional. Sehingga, banyak yang terpanggil dan tergugah semangat filantropisnya, khususnya para konglomerat untuk ikut berbagai. Sekarang lah saatnya buat mereka untuk membuktikan kepeduliannya,” kata peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA,Toto Izul Fatah, dalam siaran persnya, Ahad (11/7).

Hal ini disampaikan Toto menanggapi gencarnya aksi sosial berdonasi yang dipimpin Ketua Umum Ikatan Alumni UIN (IKALUIN) Jakarta, Tb. Ace Hasan Syadzily, dalam merespon berbagai persoalan terkait wabah Covid-19. Terutama, menyangkut problem para Nakes yang mulai kewalahan sampai ke soal krisis oksigen.

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA ini, mengatakan, para konglomerat yang berduit triliunan rupiah itu harus membuktikan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa keberadaannya di Tanah Air ini bukan semata hanya mengeruk keuntungan besar lewat bisnisnya. Tapi mereka punya tanggungjawab sosial untuk ikut berbagai dengan sesama.

“Rasanya enak telinga rakyat kita saat mendengar konglomerat si A menyumbang oksigen sekian ribu tabung. Atau konglomerat B membantu APD para Nakes yang mulai bertumbangan. Jangan seperti suara miring yang terdengar hari ini, kemana tuh para konglomerat yang sudah mengeruk untung di negeri ini. Jangan-jangan mereka sedang menikmati untung besar dari wabah ini” ungkapnya.

Toto berpendapat, jika para kaum berduit ini tak punya kepedulian, bukan mustahil pada saatnya akan mengundang sentimen massif dari berbagai kalangan, yang bisa melahirkan gejolak sosial yang destruktif. “Kalau itu terjadi, yang rugi pasti semuanya. Termasuk para konglomeratnya, karena bisnis mereka juga akan ikut terdampak akibat gejolak tadi,” tandasnya.

Dalam kontek inilah, menurut dia, tak ada salahnya pemerintah melalui power kekuasaannya untuk mengampanyekan gerakan ini kepada para pengusaha besar tadi. Sehingga, rakyat yang sedang berjatuhan kena covid dan rakyat yang terkena efek ekonomi akibat covid ini benar-benar bisa merasakan kehadiran negara. Termasuk kehadiran para kaum berduit tadi.

“Inilah sejatinya kultur luhur yang diwariskan kepada kita sejak dulu, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki tradisi mulai dalam berbagai, tolong menolong dan bergotong royong,” tandasnya.

Ketua Umum Ikatan Alumni UIN (IKALUIN) Tb  Ace Hasan Syadzily, mengatakan langkah ini merupakan bentuk apresiasi terhadap para nakes. “Mereka bekerja keras, dengan mempertaruhkan nyawa, menjadi garda depan dalam persoalan pandemi Covid-19 ini,” kata Tb Ace Hasan, Ahad (11/7).

Kegiatan penggalangan dana ini, menurutnya, diharapkan menjadi stimulus bagi kepedulian seluruh elemen masyarakat, untuk bergerak bersama-sama menyelesaikan masalah pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement