REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand akan mengkombinasikan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Sinovac, Senin (12/7). Warga yang menerima suntikan pertama vaksin Sinovac akan menerima vaksin Astrazeneca pada dosis keduanya sebagai upaya meningkatkan perlindungan terhadap virus corona.
Rencana tersebut, jika diterapkan, akan menjadi campuran dan kecocokan vaksin China pertama dan vaksin dikembangkan Barat yang diumumkan secara publik. "Ini untuk meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta dan membangun kekebalan tingkat tinggi terhadap penyakit ini," kata Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul.
Thailand dan beberapa negara Asia telah melaporkan infeksi terobosan di antara pekerja medis dan garis depan yang diinokulasi dengan vaksin virus Sinovac. Mayoritas pekerja medis dan garis depan Thailand diberi suntikan Sinovac setelah Februari dengan vaksin vektor virus dari AstraZeneca setelah tersedia lebih luas sejak Juni.
Pengumuman itu muncul sehari setelah Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan 618 pekerja medis dari 677.348 personel yang menerima dua dosis Sinovac terinfeksi Covid-19 dari April hingga Juli. Seorang perawat telah meninggal dan seorang pekerja medis lainnya dalam kondisi kritis.
Negara tersebut juga berencana untuk memberikan suntikan mRNA booster kepada pekerja medis yang menerima dua suntikan vaksin Sinovac. Thailand mencatat 8.656 infeksi dan 80 kematian pada Senin, di antara 345.027 kasus dan 2.791 kematian secara keseluruhan.