REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Uni Eropa (UE) harus menyelesaikan masalahnya dengan Turki terkait pengungsi dan migrasi sesegera mungkin. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto pada Senin (12/7).
“Pandemi Covid-19 dan migrasi akan menentukan politik dan ekonomi dunia di masa depan, dan UE harus bersiap untuk ini,” kata Szijjarto kepada wartawan setelah pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa di Brussels.
Szijjarto mengatakan gelombang migrasi harus dihentikan untuk menjamin keamanan Eropa. Perjanjian Maret 2016 antara Turki dan UE telah dipuji secara luas karena membendung migran ilegal, tetapi Turki telah mengkritik blok itu gagal mencapai akhir dari kesepakatan itu.
Menekankan penarikan NATO dari Afghanistan musim panas ini dapat menyebabkan masalah keamanan baru di kawasan itu, Szijjarto mengatakan hal itu dapat membuat Afghanistan menjadi sumber imigrasi yang lebih besar.
Szijjarto menekankan bahwa ribuan keluarga telah meninggalkan Afghanistan untuk mencapai Eropa.
"Semua masalah dengan Turki terkait migrasi harus diselesaikan sesegera mungkin untuk mencegah tekanan migrasi baru di Eropa," pungkas dia.