Selasa 13 Jul 2021 11:40 WIB

Sri Mulyani Proyeksi Defisit APBN 2021 Rp 939,6 Triliun

Persentase defisit diproyeksi akan tetap sama pada level 5,7 persen terhadap PDB.

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Keuangan Sri Mulyani menerangkan mengenai postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). ilustrasi
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Menteri Keuangan Sri Mulyani menerangkan mengenai postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan memproyeksikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 turun menjadi Rp 939,6 triliun. Adapun proyeksi ini trun Rp 66,8 triliun dari target defisit APBN 2021 secara nominal dipatok sebesar Rp 1.006,4 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi ini menunjukkan APBN mampu merespon dampak pandemi terhadap masyarakat dan dunia usaha meskipun defisit tetap dapat terjaga secara hati-hati.

Baca Juga

“Ini ada sesuatu yang bagus, artinya APBN bisa tetap responsif membantu rakyat dan merespon dunia usaha serta menangani Covid-19,” ujarnya saat rapat kerja sama Badan Anggaran secara virtual seperti dikutip Selasa (13/7).

Meski defisit secara nominal alami penurunan, namun secara persentase defisit diproyeksi akan tetap sama pada level 5,7 persen terhadap PDB. Dia memastikan akan tetap membantu ekonomi masyarakat dalam penanganan Covid-19 yang efektif, disertai dengan upaya melakukan konsolidasi fiskal di tahun mendatang.

“Sehingga konsolidasi fiskal tetap berjalan namun tidak berarti kita tidak bisa bantu ekonomi masyarakat dan penanganan Covid-19 yang efektif,” ucapnya.

Secara rinci, penerimaan negara sepanjang tahun ini akan lebih tinggi sebesar Rp 1.734 triliun, atau 101 persen dari target. Kemudian penerimaan negara tumbuh 6,9 persen dibandingkan realisasi sepanjang tahun lalu sebesar Rp 1.647,8 triliun.

Selanjutnya outlook penerimaan perpajakan sepanjang tahun ini sebesar Rp 1.176,3 triliun. Adapun outlook ini hanya 95,7 persen dari target penerimaan pajak tahun ini sebesar Rp1.229,6 triliun, namun secara yoy tumbuh 9,7 persen.

Kepabeanan dan cukai diproyeksi 104,3 persen dari target atau lebih tinggi Rp 9,1 triliun, dari Rp 215 triliun menjadi Rp 224,1 triliun. Begitu pula dengan PNBP yang diproyeksi tumbuh lebih tinggi Rp 59,5 triliun menjadi Rp 357,7 triliun dibandingkan pagu yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar Rp 298,2 triliun.

Kemudian TKDD tahun ini realisasinya diperkirakan sebesar Rp 770 triliun atau 96,9 persen dari target Rp 795 triliun atau tumbuh 1,1 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement