REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG -- Permintaan peti mati di tingkat perajin di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim) mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir seiring terjadinya lonjakan kasus Covid-19 yang diiringi angka kematian tinggi di daerah tersebut. Salah satu pasangan perajin peti mati, Supono (70) dan Suhajar (60), Selasa mengungkapkan, saat ini tempat usaha mereka rata-rata bisa menjual 5-6 unit peti mati berbagai ukuran.
"Awalnya kami membuat peti mati untuk memenuhi kebutuhan perkumpulan (Tionghoa), namun sekarang sudah banyak permintaan dari masyarakat umum maupun rumah sakit," kata Suhajar, Selasa (13/7).
Dia sendiri hanya membantu Supono membuat peti mati. Keduanya saling membantu. Suhajar yang menyediakan modal dan akses pemasaran, Supono sebagai tenaga pertukangan yang memproduksi peti mati pesanan pelanggan.
Namun, produk peti mati yang mereka buat memang tidak sebanyak pelaku usaha peti mati di tempat lain. Pasalnya, Supono hanya mengandalkan peralatan tradisional.