REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan pada Selasa (13/7) memanggil diplomat Jepang dan mengajukan protes keras atas klaim baru Tokyo atas Pulau Dokdo yang disengketakan. Hal itu menurut Kantor Berita Yonhap.

Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Korea Selatan masing-masing memanggil Hirohisa Soma, wakil kepala misi di Kedutaan Besar Jepang di Seoul, dan Kolonel Takashi Matshmoto, atase pertahanan, untuk mengajukan protes dan mendesak Tokyo segera mencabut klaimnya yang sia-sia.

"Pemerintah kami dengan keras memprotes klaim teritorial Jepang yang sia-sia atas Dokdo, yang merupakan wilayah bawaan kami secara historis, geografis, dan hukum internasional, dan mendesaknya untuk segera mencabut klaim tersebut," kata Choi Young-sam, juru bicara Kementerian Luar Negeri.

“Pemerintah memperjelas lagi bahwa argumen salah pemerintah Jepang tidak berdampak pada kedaulatan kami atas wilayah kami, Dokdo, dan bahwa kami akan menanggapi setiap provokasi atas Dokdo dengan cara yang serius dan tegas,” tambah dia.

Reaksi Korea Selatan muncul setelah Jepang memperbarui klaimnya atas kepulauan Dokdo yang disengketakan dalam buku putih pertahanan tahun ini, yang dipresentasikan dalam rapat kabinet oleh Menteri Pertahanan Nobuo Kishi pada hari sebelumnya.

Serangan terakhir terjadi ketika Seoul dan Tokyo sedang dalam pembicaraan mengenai kunjungan yang diharapkan dari Presiden Moon Jae-in untuk menghadiri upacara pembukaan Olimpiade akhir bulan ini. Pada Maret, Jepang menyetujui buku pelajaran sekolah baru untuk sekolah dasar yang juga mengklaim pulau Dokdo yang terletak di timur Korea Selatan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika