Rabu 14 Jul 2021 14:05 WIB

Iran Akui Bernegosiasi dengan AS Soal Pertukaran Tahanan

Negosiasi tengah berlangsung mengenai pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Penjara Evin di Teheran, Iran. Negosiasi tengah berlangsung mengenai pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika. Ilustrasi.
Foto: FARS
Penjara Evin di Teheran, Iran. Negosiasi tengah berlangsung mengenai pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran mengakui tengah mengadakan pembicaraan soal potensi pertukaran tahanan dengan Amerika Serikat (AS). Perundingan ini bertujuan untuk membebaskan warga Iran yang dipenjara di AS maupun negara lain atas pelanggaran sanksi AS, begitu juga warga AS yang ditahan oleh Iran.

"Negosiasi tengah berlangsung mengenai pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika. Kami akan mengeluarkan lebih banyak informasi jika tahanan Iran dibebaskan dan kepentingan negara dijamin dan pembicaraan mencapai kesimpulan," kata juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, dalam konferensi pers yang disiarkan di situs web pemerintah.

Baca Juga

"Karena tujuan kemanusiaannya, Iran siap untuk menukar semua tahanan politik Amerika dengan imbalan pembebasan semua tahanan Iran yang telah ditahan di seluruh dunia atas perintah Amerika," kata Rabiei menambahkan.

Utusan AS untuk Iran, Robert Malley, mengatakan pada Sabtu pekan lalu bahwa Presiden AS Joe Biden bersikeras pada pembebasan semua orang Amerika. Presiden dikatakan juga tidak akan menerima kesepakatan parsial.

Malley menyebut pembebasan warga Amerika yang ditahan di Republik Islam adalah prioritas. "Negosiasi dengan Iran telah membuat beberapa kemajuan," kata dia dalam laporan NBC News dikutip laman Time of Israel, Rabu (14/7).

Rabiei mengonfirmasi pembicaraan yang disebutkan Malley. Dia menegaskan Iran siap menukar semua tahanan politik dengan imbalan membebaskan semua tahanan Iran di seluruh dunia.

Pembicaraan Iran dengan kekuatan dunia tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, yang dihentikan AS pada 2018, telah ditangguhkan selama tiga pekan. Kesepakatan itu memberlakukan pembatasan aktivitas nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

Pada Senin (12/7), juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Washington tidak akan memaksakan batas waktu pada pembicaraan putaran ketujuh. Menurutnya hanya Teheran yang dapat menentukan kapan pembicaraan akan dilanjutkan.

Republik Islam, yang menampung segelintir orang Iran-Amerika, telah dituduh oleh aktivis hak-hak menangkap warga negara ganda untuk mencoba mengekstrak konsesi dari negara lain. Namun Iran telah menolak tuduhan itu.

Pada Mei, AS membantah laporan oleh televisi pemerintah Iran bahwa negara-negara tersebut telah mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan imbalan pelepasan tujuh miliar dolar AS dana minyak Iran yang dibekukan di bawah sanksi AS di negara lain.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement