REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- Mobilitas masyarakat di Kota Cirebon selama masa PPKM Darurat menurun 14 persen. Penyekatan jalan dan pemadaman Penerangan Jalan Umum (PJU) akan terus dilakukan agar mobilitas masyarakat lebih turun lagi.
‘’Kita targetnya (penurunan mobilitas masyarakat) 30 persen,’’ ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, Rabu (14/7).
Untuk itu, selain penyekatan jalan dan pemadaman PJU yang telah dilakukan selama ini, lanjut Agus, pihaknya juga akan melakukan pengawasan di tingkat yang lebih kecil. Yakni, tingkat RT dan RW. ‘’Kalau ada kerumunan, atau yang nongkrong-nongkrong, langsung dibubarkan,’’ cetus Agus.
Seperti diketahui, penyekatan telah dilakukan petugas Polres Cirebon Kota dengan menutup akses masuk menuju Kota Cirebon. Penutupan itu dilakukan di Kedawung (untuk kendaraan dari arah Jakarta maupun Kabupaten Cirebon), Jalan Kalijaga (untuk kendaraan dari arah Jawa Tengah), Jalan Penggung Raya (untuk kendaraan dari arah Kabupaten Kuningan) dan Jalan Slamet Riyadi atau depan eks kantor Bakorwil (untuk kendaraan dari arah Kabupaten Indramayu).
Selain itu, penyekatan jalan juga dilakukan di berbagai ruas jalan protokol di dalam kota.
Kapolres Cirebon Kota (CIko), AKBP Imron Ermawan, menilai, warga cukup mendukung pelaksanaan PPKM Darurat. Buktinya, warga membatasi akses mobilitas dengan membuat palang dan mengunci jalan yang menuju akses masuk kota.
‘’Kami berharap masyarakat memahami, hal itu dilakukan demi keselamatan bersama,’’ tukas Imron.
Sementara itu, jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon juga memadamkan PJU di berbagai ruas jalan di Kota Cirebon. Hal itu membuat kondisi Kota Cirebon menjadi gelap gulita saat malam hari.
Adapun PJU yang dipadamkan di antaranya di Jalan Kasepuhan, Jalan Lemahwungkuk, Jalan Merdeka, Jalan Pulasaren, Jalan Pekalipan dan Jalan Pramuka. Selain itu, di Jalan Arya Kemuning, Jalan Perjuangan, Jalan Sutomo dan Jalan Moh Toha.