Kamis 15 Jul 2021 07:26 WIB

Pandemi Covid-19 Pengaruhi Cara Belanja Makanan

Selama pandemi rata-rata orang lebih jarang pergi berbelanja ke toko kelontong.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Warga antre untuk membayar barang belanjaan. Krisis kesehatan ditambah kondisi kehilangan pekerjaan terkait pandemi dan faktor lainnya memperburuk tingkat kerawanan pangan secara keseluruhan.
Foto: Prayogi/Republika
Warga antre untuk membayar barang belanjaan. Krisis kesehatan ditambah kondisi kehilangan pekerjaan terkait pandemi dan faktor lainnya memperburuk tingkat kerawanan pangan secara keseluruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 turut berpengaruh terhadap cara masyarakat belanja makanan. Hal tersebut diungkap oleh Ran Xu, profesor ilmu kesehatan dari College of Agriculture, Health, and Natural Resources di Storrs, Amerika Serikat, lewat studi yang digagasnya.

Menurut temuan penelitian yang sudah terbit di Public Health itu, selama pandemi rata-rata orang lebih jarang pergi berbelanja ke toko kelontong. Meski frekuensinya berkurang, rata-rata orang menghabiskan lebih banyak uang per kunjungan selama pandemi.

Baca Juga

Xu juga mendalami apakah tren serupa berlaku untuk orang-orang yang masuk kategori rawan pangan. Krisis kesehatan ditambah kondisi kehilangan pekerjaan terkait pandemi dan faktor lainnya memperburuk tingkat kerawanan pangan secara keseluruhan.

Dalam makalahnya, Xu mengevaluasi bagaimana persepsi penghindaran risiko, kelangkaan sumber daya, dan status ketahanan pangan konsumen memengaruhi perilaku pengadaan pangan. Hasilnya, ada perbedaan antara individu yang tahan pangan dan yang rawan pangan.