Kamis 15 Jul 2021 11:56 WIB

Kisah Sesal Fadil Penolak Vaksin Usai Tertular Covid-19

Sekarang Fadil mendesak semua orang untuk divaksinasi.

Rep: Rizky Surya/ Red: Joko Sadewo
Pasien Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Piqsels
Pasien Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Abderrahmane Fadil sakit parah setelah tertular virus corona pada Juni 2021. Ia terinfeksi beberapa bulan setelah menolak vaksin.

Fadil (60 tahun) dibawa ke Bradford Royal Infirmary awal Juli ini karena kesulitan bernapas. Ayah dua anak itu mengatakan menolak undangan vaksinasi pada Februari adalah "kesalahan terbesar" dalam hidupnya.

Fadil berterima kasih kepada staf NHS (Kemenkes Inggris) karena telah menyelamatkan hidupnya. Ia lalu mendesak orang lain untuk divaksinasi. "Saya tidak akan pernah lupa ketika paramedis membawa saya menuruni tangga dan anak-anak saya menangis dan melihat saya," kata Fadil dilansir dari BBC pada Kamis (15/7).

Fadil mengingat saat terakhir melihat putranya Rayan (9 tahun) dan Arya (7) sebelum pergi ke rumah sakit. Kala itu, ia mendapati salah satu adegan paling menyedihkan yang pernah dialaminya. Ia yang awalnya berkata dirinya baik-baik saja malah dipasangi alat bantu oksigen. "Saya berkata: 'Saya baik-baik saja, ayah akan baik-baik saja. Baik'. Saya langsung dibawa untuk perawatan oksigen," ujar Fadil.

Fadil menelepon layanan darurat 999 karena tidak bisa mengatur napas. Ia sempat merenungkan kematian. "Itu yang paling dekat dengan kematian saya. Saya menatap matanya (kematian)," kenang Fadil.

Fadil menghabiskan sembilan hari di rumah sakit setelah jatuh sakit. Ia berharap akan pulih selama beberapa minggu mendatang.

Sebelumnya, Fadil menolak vaksin virus corona ketika pertama kali ditawarkan kepada orang berusia di atas 60 tahun pada Februari lalu. "Saya agak enggan dan hanya berpikir saya akan memegang keberuntungan saya dan mungkin mendapatkannya nanti. Saya tidak pernah benar-benar percaya saya akan mendapatkan Covid, atau itu akan membuat saya sangat sakit. Saya tahu berbeda sekarang," kata Fasil.

Konsultan pernapasan Tanveer Khalid, bagian dari tim yang bertanggung jawab atas perawatan Fadil, mengatakan Fadil "sangat beruntung" untuk bertahan hidup. "Mayoritas pasien Covid yang sangat sakit yang kami miliki di bangsal kami ada di sini karena mereka menolak vaksin," katanya.

Di Bradford, sekitar 70% orang dewasa memiliki setidaknya satu suntikan, yaitu sekitar 312.000 orang. Di Inggris, lebih dari 84% orang dewasa telah divaksinasi. Saat ini ada dorongan untuk mendorong lebih banyak orang, terutama mereka yang berasal dari latar belakang etnis minoritas, untuk maju dan mendapatkan suntikan mereka.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement