REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- Pemkot Cirebon akan mendirikan dapur umum untuk membantu warganya yang menjalani isolasi mandiri (isoman) akibat terpapar Covid-19.
Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, mengungkapkan, sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dilaksanakan, pihaknya tidak hanya memikirkan pembatasan mobilitas masyarakat semata.
‘’Kami juga memikirkan bagaimana masyarakat, khususnya yang terpapar Covid-19 (tanpa gejala),’’ ujar Azis, Jumat (16/7).
Azis menjelaskan, orang yang terpapar Covid-19 bisa diklasifikasikan menjadi empat golongan. Yakni, orang tanpa gejala (OTG), gejala ringan, gejala sedang dan gejala berat.
‘’Secara teori, bagi yang gejala berat dan sedang ditangani Rumah Sakit (RS) yang ada di Kota Cirebon. Penanganan dan obat-obatan sudah ditangani RS,’’ kata Azis.
Sedangkan warga yang terpapar dengan gejala ringan maupun OTG, Pemkot Cirebon sebenarnya sudah menyediakan tempat isolasi terpusat, salah satunya di Hotel Onos. Pemkot Cirebon juga berupaya membuka tempat-tempat baru lainnya.
Namun, tempat-tempat yang tersedia tetap belum mampu menampung seluruh warga yang terpapar, terutama yang OTG. Karenanya, mereka menjalani isoman di rumah masing-masing.
‘’(Selain pasien bergejala), kita juga memikirkan yang OTG, mereka isolasi mandiri di rumah masing-masing. Inilah yang menjadi perhatian,’’ cetus Azis.
Menurut Azis, tidak semua OTG yang menjalani isoman itu memiliki penghasilan tetap. Kebanyakan OTG itu merupakan orang-orang yang mencari nafkah harian.
Jika yang OTG itu mencari nafkah keluar rumah, maka akan berpotensi menularkan virusnya kepada orang lain. Untuk itu, agar OTG tetap tinggal di rumah, maka Pemkot Cirebon mendirikan dapur umum.
‘’Kami Intruksikan Dinsos untuk mengeluarkan stok yang ada. Yang pasti Pemda Kota Cirebon akan berusaha sekuat tenaga dalam penanganan Covid-19, termasuk bagi OTG dan bergejala ringan,’’ kata Azis.
Untuk data penerima bantuan itu berasal dari pihak Satgas Covid-19 tingkat kecamatan. Namun karena keterbatasan logistik, maka digunakan sistem prioritas.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Kota Cirebon, Santi Rahayu, mengatakan, pihaknya telah mulai mempersiapkan pendirian dapur umum itu sesuai instruksi wali kota.
Santi mengaku belum bisa memastikan kapan dapur umum akan mulai dibuka. Pasalnya, pihaknya masih menunggu data dari masing masing kecamatan. Sedangkan kecamatan, menunggu data dari kelurahan dan RW serta RT.
‘’Dari data itulah nantinya akan diketahui berapa kebutuhan makanan sekali masak,’’ tukas Santi.
Dalam pembukaan dapur umum itu, kata Santi, pihaknya akan melibatkan semua elemen, mulai dari Tagana, Peksos, hingga PKH. Di dapur umum itu diproyeksikan akan memasak sehari tiga kali, mulai sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Hanya saja, karena keterbatasan SDM dan tenaga, kemungkinan memasak hanya untuk kebutuhan makan siang dan malam.
DSPPPA Kota Cirebon pun terus koordinasi dengan satgas Covid-19 Kota Cirebon untuk persiapan pembukaan dapur umum hingga pola distribusinya ke rumah-rumah warga yang sedang menjalani isoman.
Santi menyatakan, pihaknya dengan tangan terbuka siap menerima bantuan dari donatur untuk membantu kebutuhan pangan masyarakat yang menjalani isolasi mandiri. Bahkan, sudah ada salah satu perusahaan yang membantu menyumbang 1500 butir telor ayam.
‘’Dinsos dengan tangan terbuka siap menerima bantuan dari para donator. Ini ladang amal bagi para donatur,’’ tandas Santi.