REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menyebut, saat ini ada sekitar 3.500 mahasiswa fakultas kedokteran yang telah lulus tetapi tidak bisa membantu penanganan pandemi Covid-19. Salah satu hambatan para lulusan fakultas kedokteran itu yakni uji kompetensi di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
"Jadi mereka (3.500 mahasiswa fakultas kedokteran) sudah lulus fakultas kedokteran, cuma belum disumpah, belum dapat ijazah karena harus uji kompetensi," kata Slamet kepada Republika.co.id, Sabtu (17/7).
Slamet mengatakan, di negara lain seperti Amerika Serikat maupun Inggris mempercepat kelulusan para tenaga kesehatan (nakes). Dalam kondisi Covid-19 yang semakin mengganas seperti sekarang ini, jumlah dokter masih sangat kurang. Terlebih, banyaknya kasus dokter yang ikut terpapar Covid-19 sehingga harus menjalani isolasi mandiri.
"(Para lulusan fakultas kedokteran) bisa dipekerjakan nantinya sebagai pendamping (pasien) isoman (isolasi mandiri)," ujarnya.
Slamet menyayangkan jika para lulusan fakultas kedokteran kedokteran ini diharuskan mengikuti uji kompetensi di tengah situasi darurat saat ini. Padahal, Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Kementerian Kesehatan telah menyetujui agar mahasiswa fakultas kedokteran yang baru lulus bisa langsung melakukan praktik.
Organisasi kedokteran seperti IDI dan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), kata Slamet, juga sudah memberikan kelonggaran agar para calon dokter itu bisa segera membantu penanganan pandemi Covid-19.
Jumlah nakes yang menangani pasien Covid-19 sudah tidak cukup seiring pertambahan kasus yang melonjak tajam dalam dua pekan terakhir. Ketidakseimbangan meningkatnya kasus Covid-19 dengan jumlah nakes yang ada kian diperparah dengan banyaknya nakes yang terkonfirmasi positif.
Nakes di berbagai daerah terus bertumbangan terpapar Covid-19 meski telah menerima dua dosis vaksin. Jumlah sumber daya untuk penanganan Covid-19 menjadi kian terbatas. Tak hanya di Pulau Jawa yang mengalami peningkatan kasus sangat tinggi, di luar Pulau Jawa pun mengalami kejadian yang sama.