REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengingatkan para elite di Tanah Air, dan para konglomerat serta kalangan yang berlebih hartanya, untuk senantiasa berempati dan peduli terhadap mereka yang terdampak pandemi.
Pernyataan ini disampaikan Haedar dalam rangka menyambut Hari Idul Adha di tengah pandemi yang masih melanda. Ketika pandemi Covid-19 masih meninggi dan terbukti dampaknya luas selain ancaman jiwa, juga terhadap kehidupan sosial-ekonomi terutama bagi masyarakat bawah. "Maka saat paling tepat dan mulia yaitu bila seluruh kekuatan bangsa, termasuk para konglomerat atau pengusaha dan kaum berpunya untuk empati dan peduli terhadap sesama yang terdampak pandemi," tutur Haedar dalam pesan tertulis, Senin (19/7).
Menurut Haedar, banyak yang terkena positif Covid sekaligus kehidupan ekonominya semakin terbatas dan berkekurangan. "Jangan biarkan saudara-saudara kita itu makin menderita dan duka dalam kehidupannya. Ringankanlah mereka dengan cara berbagi rezeki," ungkap dia.
Dia juga mengingatkan pejabat pemerintah dari pusat sampai bawah agar semakin tinggi komitmennya dalam mengatasi pandemi secara konsisten dan sungguh-sungguh terjun ke lapangan. Sebab, banyak persoalan nyata yang sering tidak terjangkau birokrasi yang kaku dan sekadar berbasis laporan resmi, sehingga perlu langkah lebih berani sekaligus melindungi rakyat yang kesusahan.
Haedar juga menyampaikan pesan kepada anggota DPR dari pusat sampai daerah, supaya membuktikan diri memperjuangkan nasib rakyat yang sangat kesusahan, bukan dengan kata-kata tetapi dengan tindakan nyata. "Jangan ingin memperoleh perlakuan khusus di kala rakyat susah dan menderita, berbagilah dengan rakyat yang diwakili," ucapnya.
Jika rakyat susah, lanjut Haedar, maka selayaknya wakil rakyat dan pejabat publik merasakan kesusahan rakyat, dengan cara meringankan beban hidup mereka yang semakin berat. Haedar juga meminta kepada wakil rakyat dan pejabat publik agar berhenti melakukan pencitraan dan politik populisme, ketika rakyat menderita.
"Saatnya semua elite berjiwa, berpikiran, dan bertindak negarawan yang menempatkan kepentingan dan nasib rakyat di atas segalanya," ujarnya.