Selasa 20 Jul 2021 00:46 WIB

Pandemi Covid-19 Ubah Kebiasaan Berkendara di AS

Perjalanan dengan semua moda transportasi di AS turun 40 persen pada April 2020

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Gita Amanda
Seorang wanita sepatu roda berada di jalan di lingkungan Little Italy New York, AS, (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/JASON SZENES
Seorang wanita sepatu roda berada di jalan di lingkungan Little Italy New York, AS, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, HEATHROW -- Kebiasaan berkendara di Amerika Serikat (AS) mengalami perubahan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Studi terbaru oleh Asosiasi Otomotif Amerika (AAA) mengungkap, kini kemacetan berkurang tapi kecelakaan bertambah.

Studi bertajuk "New American Driving Survey" itu mencatat bahwa perjalanan dengan semua moda transportasi di AS turun 40 persen pada April 2020. Banyak orang memilih tetap di rumah, selain karena aturan pembatasan sosial dari pemerintah.

Khusus untuk perjalanan harian dengan mobil pribadi, angkanya tercatat turun 45 persen. Periode paruh kedua 2020, ada sedikit peningkatan jumlah perjalanan harian semua moda transportasi, tetapi masih lebih rendah dibandingkan 2019.

Persentase orang yang berada di tempat yang sama sepanjang hari biasanya berkisar antara 9-14 persen, tetapi naik sampai 26 persen pada April 2020. Seperti kebanyakan temuan lainnya, persentasenya stabil pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelum pandemi.

"Data ini menunjukkan betapa besar dampak pandemi Covid-19 terhadap kebiasaan dan pola perjalanan masyarakat di Amerika Serikat," kata juru bicara AAA, Adrienne Woodland, dikutip dari laman USA Today.

Pemanfaatan layanan transit, taksi, dan rideshare juga sangat menurun pada April 2020. Proporsi orang yang melaporkan menggunakan layanan ini turun dari 5,5 persen dari sebelum pandemi, lalu naik menjadi 1,7 persen, kemudian sedikit meningkat dan tetap konstan di angka 2,4 persen.

Sebagai informasi, rideshare adalah layanan berbagi tumpangan yang disediakan sejumlah perusahaan dengan mencocokkan penumpang dengan pengemudi kendaraan. Pandemi juga menyebabkan kekurangan pengemudi rideshare.

Hal itu berimbas pada waktu tunggu yang lebih lama dan kenaikan tarif karena pasokan pengemudi tidak memenuhi permintaan. Banyak pengemudi berhenti mengikuti layanan itu, lantaran mengkhawatirkan risiko tertular corona jika membawa penumpang.

Walaupun sekarang populasi warga AS yang divaksinasi terus bertambah, banyak pengemudi tampaknya tidak berminat untuk kembali. Studi AAA juga menemukan bahwa perjalanan komuter menurun secara signifikan menjadi sekitar 26 persen di bawah tingkat prapandemi.

Dengan ada lebih banyak orang tinggal di rumah sepanjang hari, kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas pada 2020 justru meningkat. Direktur advokasi keselamatan lalu lintas AAA, Jake Nelson, berpendapat kondisi itu terjadi karena banyak orang menjadi jarang mengemudi.

"Ketika AS terbebas dari pandemi Covid-19, pejabat keselamatan jalan raya perlu menggandakan pembatasan kecepatan, pengawasan terhadap mengemudi dengan gangguan zat, dan kepatuhan memasang sabuk pengaman," ujar Nelson.

Tidak hanya jumlah kecelakaan yang menjadi dampak dari bergesernya kebiasaan berkendara. Hal lain yang terjadi ketika tingkat lalu lintas dan perjalanan harian mulai merangkak naik pada 2021 adalah melonjaknya harga bensin untuk memenuhi permintaan konsumen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement