REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam survei baru-baru ini, perusahaan software Kaspersky mengidentifikasi tantangan teknis yang dihadapi oleh keluarga di kawasan Asia Pasifik (APAC) selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang masih berlangsung.
Kaspersky menunjuk lembaga riset Toluna untuk melakukan survei ini dari periode April-Mei 2021. Responden di Asia Pasifik termasuk 517 orang tua dan guru serta 64 anak yang melakukan belajar online.
Untuk memfasilitasi anak-anak mereka dengan perangkat yang dibutuhkan saat belajar online, lebih dari setengah atau satu dari setiap dua keluarga di Asia Pasifik (49 persen) dengan dua atau lebih anak harus membeli atau menyewa perangkat tambahan demi mendukung jalannya pembelajaran. Angka ini merupakan yang tertinggi kedua secara global, setelah Afrika (62 persen).
Amerika Latin mengikuti di 48 persen, sementara Timur Tengah mencatat yang terendah di 42 persen. Menarik juga untuk dicatat bahwa lebih dari separuh anak-anak di Asia Pasifik (59 persen) melakukan kelas online mereka melalui ponsel cerdas.