Kamis 22 Jul 2021 15:13 WIB

Pandangan MUI Soal Pandemi Buat Orang Lebih Religius

Pandemi membuat orang lebih religius.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Pandangan MUI Soal Pandemi Buat Orang Lebih Religius. Foto:   Rumah ibadah (Ilustrasi)
Pandangan MUI Soal Pandemi Buat Orang Lebih Religius. Foto: Rumah ibadah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Survei terbaru Kementerian Agama (Kemenag) menyimpulkan religiusitas masyarakat meningkat di masa pandemi. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah, Cholil Nafis mengatakan hal tersebut memang nyata adanya.

"Saya pikir dari semua survei ini sangat mendekati kebenaran, karena memang nyata saya yang pernah isoman, dan menerima konsultasi orang-orang yang isoman atau positif lebih kepada bagaimana mendekatkan diri kepada Allah, meditasi fikir untuk menyehatkan, itu terasa sekali, oleh karena itu barangkali dari data ini perlu menjadi perhatian kita," kata Cholil pada Kamis (22/7).

Baca Juga

Dia mengatakan, hasil survei tersebut perlu menjadi perhatian di antaranya pertama bagi para ulama agar dapat meningkatkan literasi. Selain itu juga memberikan arah yang benar kepada umat, agar mereka memiliki hidup sesuai dengan ajaran dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Adapun Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama telah melakukan survei tentang Urgensi Layanan Keagamaan di Masa Pandemi. Salah satu temuannya terkait meningkatnya religiusitas masyarakat di masa pandemi.

Menurut Cholil, yang harus menjadi perhatian kedua yakni oleh pemerintah. Setiap kebijakan yang diambil berkaitan dengan agama agar mendapatkan dukungan juga dari tokoh-tokoh agama.

"Mendapat dukungan dari tokoh-tokoh agama dalam hal ini, sehingga serasi antara ulama dan umaro di dalam membimbing dan mengatur umat," kata Cholil.

Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 86,7 persen responden berupaya terhubung dengan mencari dukungan dari pemuka agama dan komunitas agama mereka.

Selama menjalani pandemi, mayoritas responden 89,4 persen merasa mendapat dukungan mental-spiritual dari pemuka agama dan komunitas agamanya.

Saat isolasi, sebanyak 56,3 persen mendengar atau membaca kitab suci, 47,2 persen mendengar ceramah, dan 42,8 persen dzikir atau meditasi. Sedikit sekali yang konsultasi-psikologis khusus. Hanya 22,1 persen responden yang mengaku pernah mendapat konseling psikologis-keagamaan, selama menjalani pandemi ini.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement