REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Dinas Sosial Provinsi Lampung mulai mendistribusikan bantuan beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) pada masa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di Lampung. Setiap KPM menerima 10 kg beras.
Distribusi beras bantuan PPKM darurat tersebut bekerja sama dengan Bulog dan Kantor Pos. Menurut Kepala Dinsos Provinsi Lampung Aswarodi, bantuan beras sudah dimulai disalurkan kepada 676.788 KPM. “Kota Bandar Lampung diutamakan terlebih dahulu,” kata Aswarodi, Jumat (23/7).
Bulog menyediakan 6.767.880 kg untuk bantuan beras kepada KPM yang terdampak PPKM darurat, yang sudah diberlakukan sejak 12 Juli 2021. Penyalurannya, kata Aswarodi, Dinsos bekerja sama dengan Bulog dan Kantor Pos. Masing-masing keluarga mendapatkan jatah 10 kg beras.
Untuk tahap awal, ia menjelaskan KPM penerima beras bantuan PPKM darurat tersebut diberikan kepada keluarga dalam Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung telah menjalani penerapan PPKM darurat selama sembilan hari.
Sedangkan penyaluran bantuan beras kepada KPM di kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung, Dinsos, Bulog, dan Kantor Pos masih melakukan proses pendataan kepada KPM. Rencananya, penyaluran beras tersebut akan diberikan kepada 450.315 KPM melalui program keluarga harapan, dan 226.473 program bantuan sosial tunai.
Perum Bulog Divisi Regional Lampung telah menyalurkan beras bantuan sosial kepada KPM terdampak PPKM darurat sejak Jumat (23/7). Selain di kota Bandar Lampung, beberapa daerah seperti Tanggamus, Lampung selatan, Pesawaran, sedang proses didistribusi beras.
Mengenai stok beras bantuan, Bulog menyatakan stok cukup hingga tahun depan. Artinya, bantuan beras kepada KPM dapat didistribusikan sesuai kebutuhan.
Rudi Junaidi (52 tahun), seorang pedagang di Bandar Lampung menyatakan, belum menerima beras bantuan dari pemerintah, setelah tidak berdagang lagi selama masa PPKM darurat. Menurut dia, ia belum didatangi petugas sehingga tidak mungkin terdata keluarganya.
Padahal, Rudi telah masuk data program keluarga harapan. “Saya belum dapat beras bantuan PPKM itu. Kalau tidak ada masukan, karena memang tidak dagang lagi, tidak boleh dagang,” ujar bapak dua anak tersebut.