Selasa 27 Jul 2021 21:01 WIB

Penelitian di China, Antibodi Sinovac Turun Setelah 6 Bulan

Peneliti mengatakan suntikan dosis ketiga vaksin Sinovac akan memiliki efek yang kuat

Rep: Rizky Jaramaya/Reuters/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac kepada warga saat vaksinasi massal presisi Polri di Taman Budaya, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (24/7).
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac kepada warga saat vaksinasi massal presisi Polri di Taman Budaya, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Antibodi yang dibentuk oleh vaksin Covid-19 Sinovac Biotech akan menurun sekitar enam bulan, setelah dosis kedua disuntikkan. Para peneliti mengatakan, suntikan dosis ketiga vaksin Sinovac akan memiliki efek yang kuat untuk melawan virus corona.

Peneliti China melaporkan temuan tersebut melalui studi sampel darah dari orang dewasa sehat berusia antara 18-59. Laporan ini dituangkan dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada Ahad (25/7), dan belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Dalam penelitian tersebut, sekitar 16,9 persen peserta masih memiliki antibodi penetralisir setelah dua pekan menerima suntikan dosis kedua Sinovac. Sementara 35,2 peserta masih memiliki antibodi setelah empat pekan menerima suntikan dosis kedua. Peneliti menganggap angka tersebut sebagai tingkat ambang batas yang dapat dideteksi selama enam bulan setelah suntikan kedua. 

Pembacaan tersebut didasarkan pada data dari dua kelompok yang melibatkan lebih dari 50 peserta. Sementara penelitian memberikan dosis ketiga vaksin atau plasebo kepada total 540 peserta.

Peserta yang menerima dosis ketiga vaksin Sinovac sekitar enam bulan setelah dosis kedua, menunjukkan peningkatan antibodi sekitar 3-5 kali lipat. Peningkatan antibodi peserta yang menerima dosis ketiga terjadi setelah 28 hari. Sementara peserta yang menerima dua dosis vaksin Sinovac menunjukkan peningkatan antibodi dalam empat pekan setelah dosis kedua.

Para peneliti memperingatkan bahwa penelitian ini tidak menguji efek antibodi terhadap varian yang lebih menular. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai durasi antibodi setelah suntikan ketiga.

Para peneliti mengatakan belum diketahui bagaimana penurunan antibodi akan mempengaruhi efektivitas suntikan. Karena para ilmuwan belum mengetahui secara tepat ambang batas tingkat antibodi untuk vaksin agar dapat mencegah penyakit.

"Dalam jangka pendek hingga menengah, memastikan lebih banyak orang menyelesaikan jadwal dua dosis CoronaVac saat ini harus menjadi prioritas," kata penelitian itu.

Studi ini dilakukan oleh para peneliti di otoritas pengendalian penyakit di Provinsi Jiangsu, Sinovac, dan institusi China lainnya. Indonesia dan Thailand telah sepakat untuk memberikan suntikan dosis ketiga dengan menggunakan vaksin Moderna dan Pfizer. Vaksin ketiga diberikan kepada orang-orang yang telah mendapatkan dua dosis vaksin Sinovac. Suntikan dosis ketiga dilakukan di tengah kekhawatiran atas efektivitas vaksin Sinovac terhadap varian Delta yang lebih menular.

Turki telah mulai menawarkan dosis ketiga dari Sinovac atau Pfizer kepada beberapa orang yang telah mendapatkan dua dosis suntikan Sinovac. Hingga akhir Juni, Sinovac telah mengirimkan lebih dari 1 miliar dosis vaksin ke Brasil, Indonesia, dan Chile.

Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque pada Selasa (27/7) mengatakan, belum ada rekomendasi dari panel ahli untuk memberikan suntikan booster atau dosis ketiga. Tetapi para ahli sedang mendiskusikan kemungkinan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement