REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kebijakan pelonggaran yang diterapkan pada pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 sejak Selasa (27/7) belum mampu mendongkrak kunjungan di Pasar Klewer Solo. Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) Tafif Harjono di Solo, Rabu mengatakan pada hari pertama pelonggaran PPKM hanya sedikit pembeli yang masuk. Bahkan, angka tersebut tidak mencapai ratusan.
Adapun dari sisi pedagang, dikatakannya, belum seluruhnya mulai berjualan. Menurut dia, dari sekitar 3.000 pedagang yang ada di pasar tersebut, pada hari pertama pelonggaran hanya sekitar 85 persen yang berjualan."Kalau hari ini saya lihat sudah mulai bertambah tetapi belum seluruh pedagang berjualan," katanya.
Ia mengakui tidak setiap pedagang bisa berjualan secara daring selama penutupan pasar yang sempat terjadi akibat pelaksanaan PPKM darurat tersebut."Di sini kan penjualan secara 'online' dijalankan langsung oleh pedagang, bukan 'reseller'. Tidak seperti di pasar lain," katanya.
Disinggung mengenai angka kunjungan, diakuinya, penurunan bukan hanya terjadi di masa pandemi Covid-19 tetapi juga sebelum pandemi.
"Sudah lima tahun ini menurun angka kunjungannya, Pasar Klewer tidak seramai dulu. Sejak adanya pembangunan kan ada beberapa pedagang yang putus kontak dengan tengkulak. Harus cari lagi, ini setelah kami pindah dari pasar sementara ke pasar yang baru malah sudah ada pandemi," katanya.
Sementara itu, terkait dengan penerapan protokol kesehatan, dikatakannya, pengurus paguyuban juga terus melakukan pengawasan. Ia mengatakan sosialisasi terkait penerapan protokol kesehatan juga terus dilakukan oleh petugas Satpol PP, TNI, dan Polri."Tadi pagi juga demikian, ada pengawasan dan sosialisasi protokol kesehatan dari mereka. Bahkan ada posko juga," katanya.