REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lalu Muhammad Zohri menjalani serangkaian persiapan sebelum turun di Olimpiade Tokyo. Salah satu yang ia lakukan adalah mengamati dan memanfaatkan waktu tersisa untuk beradaptasi dengan starting blocks yang digunakan di Olympic Stadium.
Zohri mengatakan, bentuk balok awal di arena perlombaan kali ini berbeda dengan yang biasa digunakan saat berlatih di Indonesia. Meski begitu, ia tak menganggap hal tersebut sebagai kendala. Sebaliknya, sprinter asal Lombok itu termotivasi untuk bisa meraih hasil terbaik.
"Saya pernah lomba dengan starting blocks seperti ini baru satu kali. Ini justru membuat semangat, seperti tantangan," kata Zohri seperti rilis dari Komite Olimpiade Indonesia, Kamis (29/7).
Sprinter 21 tahun tersebut bertekad tampil maksimal pada debutnya di Olimpiade Tokyo. Zohri menargetkan diri bisa menjadi sprinter pertama Indonesia yang berlari di bawah 10 detik.
Sejauh ini, catatan waktu terbaik Zohri adalah 10,03 detik yang diciptakan di seri Golden Grand Prix Osaka 2019. Prestasi itu sekaligus mememastikan Zohri mendapatkan tiket untuk bersaing di Olimpiade Tokyo. Zohri bakal turun di nomor 100 meter putra yang dijadwalkan berlangsung di Olympic Stadium, Sabtu (31/7).
Pada Mei lalu, Zohri sempat menjajal Olympic Stadium saat turun di test event Olimpiade Tokyo. Namun, ketika itu ia hanya bisa menempati posisi ketujuh dengan catatan waktu 10,45 detik di final, lebih lambat dibandingkan dengan saat dirinya turun di babak pertama, yaitu 10,34 detik.
Kemudian, pada April 2021, Zohri kembali menjajal trek atletik. Kini, ia menyatakan kesiapannya untuk tampil di Olimpiade Tokyo dan bakal berusaha merealisasikan catatan waktu yang menjadi targetnya. "Kondisi saya saat ini sehat dan bugar. Kondisi lutut juga tidak ada masalah," kata Zohri yang sempat naik meja operasi karena cedera lutut pada November 2020.