Kamis 29 Jul 2021 12:46 WIB

Diplomasi Bola Basket, Amerika dan Iran 'Mesra' di Tokyo

Sudah lebih dari 41 tahun, Amerika Serikat dan Iran memutuskan hubungan diplomatik.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih timnas basket Amerika Serikat, Gregg Popovich.
Foto: EPA-EFE/Jason Szenes
Pelatih timnas basket Amerika Serikat, Gregg Popovich.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemain bola basket Amerika Serikat (AS) bertepuk tangan saat lagu kebangsaan Iran diputar. Pemain Iran pun melakukan hal serupa saat lagu kebangsaan AS diputar.

Sebelumnya, para pemain juga saling bersalaman, begitu pun setelah pertandingan. Lalu kata-kata sportivitas di antara kedua tim didengungkan sepanjang pertandingan.

Selama dua jam, itu adalah diplomasi bola basket. Pemandangan tersebut sangat jarang terjadi. Mengingat kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik selama lebih dari empat dekade, dan sering bertolak belakang dalam spektrum politik dalam segala hal, mulai dari acara olahraga sampai pembicaraan nuklir.

Namun para atlet mengesampingkan 'perang dingin' yang terjadi di antara negara masing-masing, meski AS menang mudah 120-66.

''Secara umum, saya pikir orang-orang di berbagai negara bergaul jauh lebih baik daripada pemerintah mereka,'' kata pelatih AS Gregg Popovich dikutip dari Japantoday, Kamis (29/7).

Popovich berjabat tangan dengan pelatih Iran Mehran Shahintab, beserta seluruh stafnya, baik sebelum maupun sesudah laga. Ia juga memuji tim Iran yang tampil luar biasa, meski AS diisi oleh 12 pemain NBA.

''Orang-orang berbeda dan terpisah dari politik,'' kata Shahintab.

Sudah 41 tahun sejak AS dan Iran memutuskan hubungan diplomatik, sebuah langkah yang terjadi beberapa bulan setelah pengambilalihan Kedutaan Besar AS di Teheran oleh Iran pada 4 November 1979. Peristiwa itu memicu apa yang menjadi krisis penyanderaan selama 444 hari.

Ada sanksi ekonomi pada Teheran oleh Washington dan penarikan sepihak dari kesepakatan nuklir kekuatan dunia oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

Sementara, bendera AS sering dibakar di rapat umum dan protes di jalan-jalan Teheran. Belum lagi ada tuduhan dalam beberapa pekan terakhir bahwa Iran telah menunda pertukaran tahanan yang diusulkan untuk memaksa dimulainya kembali pembicaraan nuklir tidak langsung dengan cepat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement