Ahad 14 May 2023 16:29 WIB

Militer AS Perkuat Postur Pertahanan di Teluk Arab

AS mengatakan dalam dua tahun terakhir Iran terus mengganggu

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan militer Amerika Serikat (AS) akan memperkuat postur pertahanan di kawasan Teluk.
Foto: AP/Manuel Balce Ceneta
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan militer Amerika Serikat (AS) akan memperkuat postur pertahanan di kawasan Teluk.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan militer Amerika Serikat (AS) akan memperkuat postur pertahanan di kawasan Teluk. Hal ini dilakukan setelah Iran menyita dan mengganggu kapal-kapal komersial beberapa bulan terakhir.

AS mengatakan dalam dua tahun terakhir Iran mengganggu, menyerang dan mengintervensi hak-hak navitasi 15 kapal komersial internasional.

Baca Juga

"Departemen Pertahanan akan menggelar serangkaian langkah untuk memperkuat postur pertahanan kami di Teluk Arab," kata Kirby dalam konferensi pers, Sabtu (14/5/2023).

Kirby menambahkan beberapa pekan kedepan akan ada upaya untuk "meningkatkan koordinasi dan interoperabilitas" dengan sekutu-sekutu di Selat Hormuz. Armada Kelima Angkatan Laut AS yang bermarkas di Bahrain mengatakan sedang bekerja sama dengan sekutu-sekutu di kawasan untuk meningkatkan rotasi kapal dan pesawat patroli di sekitar Selat Hormuz.

"Gangguan dan penyitaan tidak sah, tidak bertanggung jawab dan tanpa surat penangkapan Iran pada kapal-kapal perdagangan harus dihentikan," kata Komandan Armada Kelima Angkatan Laut AS Laksamana Madya Brad Cooper dalam pernyataannya.

Juru Bicara Pusat Komando Militer AS yang bermarkas di Florida yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah mengatakan AS akan membahas opsi-opsi dengan mitra-mitranya di kawasan.

"Setiap keputusan mengenai postur kekuatan akan diambil setelah berkonsultasi dengan sekutu-sekutu kami dan akan konsisten dengan kehendak bersama untuk memastikan keamanan dan kebebasan navigasi untuk semua negara," kata juru bicara tersebut.

Keputusan ini diambil setelah Iran menyita kapal tanker kedua dalam satu pekan di perairan Teluk pada awal bulan ini. Departemen Luar Negeri AS meminta kapal tersebut dibebaskan. Penyitaan ini merupakan eskalasi terbaru dalam serangkaian aksi ke kapal-kapal komersial di perairan Teluk sejak 2019.

Pada 3 Mei lalu Angkatan Laut AS mengatakan kapal tanker minyak berbendera Panama, Niovi disita Angkatan Laut Garda Revolusi Iran saat melewati Selat Hormuz. Beberapa hari sebelumnya Iran menyita kapal tanker minyak berbendera Marshall Island di Teluk Oman.

Kirby mengatakan AS mengecam keras aksi intimidasi dan intervensi kapal-kapal komersial. Ia menambahkan Washington tidak akan membiarkan kekuatan asing membahayakan navigasi di perairan Timur Tengah.

Data dari perusahaan analitik Vortexa menunjukkan sekitar seperlima minyak mentah dan produk minyak dunia melewati Selat Hormuz. Sebuah titik sempit antara Iran dan Oman.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement