Ahad 01 Aug 2021 17:08 WIB

Jacinda Ardern Minta Maaf atas Kebijakan Imigrasi Masa Lalu

Pemerintah mengusir pekerja imigran dari Pasifik yang visanya tak berlaku

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern
Foto: EPA
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyampaikan permintaan maaf pada masyarakat Pasifik atas kebijakan imigrasi tahun 1970-an. Hal itu karena kebijakan menggerebek rumah imigran untuk dideportasi dan diproses hukum hanya mengincar ras tertentu.

Kebijakan yang diterapkan dari tahun 1974 hingga 1976 itu tersebut disebut 'Dawn Raids' karena digelar saat dini hari. Saat itu perekonomian Selandia Baru mengalami kemunduran dan pemerintah mengusir pekerja imigran dari Pasifik yang visanya sudah habis masa berlakunya.

Baca Juga

Di hadapan ratusan masyarakat Pasifik di Selandia Baru, Ardern menyampaikan permintaan maaf resmi atas nama pemerintah. Ia mengatakan anggota masyarakat Pasifik masih 'menderita dan membawa luka' atas penggerebak yang mengincar ras tersebut.

"Hari ini atas nama pemerintah Selandia Baru saya menyampaikan permintaan maaf resmi dan pada masyarakat Pasifik atas implementasi undang-undang imigrasi yang diskriminatif pada tahun 1970-an yang mendorong peristiwa Dawn Raids," kata Ardern.

"Pemerintah mengungkapkan penyelasan dan kesedihan atas Dawn Radis dan pemeriksaan acara polisi dan tindak-tindakan ini dianggap tidak pantas," tambahnya.

Ardern mengatakan atas permintaan maaf pemerintah Selandia Baru akan menyediakan beasiswa vokasi dan akademik senilai 2,1 juta dolar Selandia Baru atau 1,5 juta dolar AS untuk masyarakat Pasifik dan 1 juta dolar AS beasiswa kepemimpinan untuk anak-anak muda dari Samoa, Tonga, Fiji, Tuvalu dan lain-lain.  

Permintaan maaf ini disampaikan dalam upacara Ifoga, upacara tradisional Samoa di mana orang meminta maaf atau menerima permintaan maaf. Sejumlah menteri dan anggota parlemen menutup tubuh Ardern dengan sebuah tikar lalu anggota masyarakat Pasifik menyingkirkan tikar tersebut.

"Tidak ada laporan penggerebekan di rumah-rumah yang bukan rumah orang Pasifik, tidak ada penyetopan acak pada orang-orang Eropa," kata Ardern dalam permintaan maafnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement