Senin 02 Aug 2021 18:58 WIB

Pemkot Bandung Tunggu Pusat Soal Kelanjutan PPKM Level 4

Berdasarkan data penyebaran Covid-19 di Kota Bandung, kumulatif di Kota Bandung naik.

Di saat PPKM level 4, Satpol PP Jawa Barat dan petugas Dishub melakukan edukasi protokol kesehatan (prokes) di kawasan Simpang Dago, Kota Bandung, Ahad (1/8). Kegiatan simpatik tersebut bekerjasama dengan Komunitas Penyanyi Jalanan (KPJ) Bandung, sebagai salah satu upaya mengingatkan warga agar tetap menjaga prokes karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Di saat PPKM level 4, Satpol PP Jawa Barat dan petugas Dishub melakukan edukasi protokol kesehatan (prokes) di kawasan Simpang Dago, Kota Bandung, Ahad (1/8). Kegiatan simpatik tersebut bekerjasama dengan Komunitas Penyanyi Jalanan (KPJ) Bandung, sebagai salah satu upaya mengingatkan warga agar tetap menjaga prokes karena pandemi Covid-19 belum berakhir.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung masih menunggu kebijakan pemerintah pusat terkait penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 apakah dilanjut atau tidak. Hasil evaluasi, PPKM yang sudah berlangsung di Kota Bandung selama satu bulan berjalan dengan baik.

"Hari ini kita sedang menunggu bagaimana kebijakan pusat," ujar Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna, Senin (2/8). Ia menuturkan, pihaknya sedang menyiapkan bahan untuk dibahas dalam rapat terbatas tentang Covid-19 yang akan dilaksanakan Selasa (3/8).

Ema mengatakan, berdasarkan data penyebaran Covid-19 di Kota Bandung kumulatif di Kota Bandung naik. Namun kasus konfirmasi aktif Covid-19 menurun sehingga hal tersebut harus dipecahkan permasalahannya.

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan yang menyebut bahwa kasus kumulatif naik karena laporan kasus tertunda sehingga akhirnya menumpuk. Saat ini, keterisian tempat tidur di rumah sakit mulai menurun hingga mencapai 60 persen yang menunjukkan tren baik.

"Jumlah kesembuhan tinggi dan yang dirawat berkurang, mudah-mudahan Bandung masa puncak dan itu terjadi di bulan Juni dan awal Juli sekarang dalam posisi menurun dalam kondisi baik meski positivity rate 14," ungkapnya.

Ia melanjutkan, pergerakan mobilitas masyarakat dan kerumunan di ring satu dan dua relatif berkurang namun di wilayah perbatasan masih terjadi. Pihaknya terus mendorong agar kewilayahan tetap melakukan pengawasan dan patroli di masyarakat untuk menekan mobilitas.

"Yang utama prokes, double masker jaga jarak itu merupakan faktor mempengaruhi kasus. Pelacakan kita terus dilakukan sehingga semakin mudah maping dinamika perkembangan Covid-19," katanya.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement