REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, menyerahkan bantuan perbaikan mesin untuk pesawat CASA milik Angkatan Bersenjata Papua New Guinea (PNG) jenis CT 7-9C. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara TNI dan Departemen Pertahanan PNG.
"Tentu ini dalam rangka meningkatkan hubungan diplomatik dan kerjasama antar kedua negara khususnya di bidang pertahanan dan perbatasan selama ini yang sudah berjalan sangat baik,” ujar Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI, Letjen TNI Joni Supriyanto, dalam siaran pers, Kamis (5/8).
Joni mewakili Panglima TNI dalam melakukan penyerahan bantuan tersebut di Bandara Internasional Jacksons-Port Moresby, Papua Nugini, Rabu (4/8) lalu. Sejumlah perwira tinggi dan menengah TNI sebagai delegasi resmi Indonesia ikut mendampingi dalam penyerahan bantuan tersebut, di antaranya Laksma TNI Didik Kurniawan, Brigjen TNI Rio Firdianto, dan Brigjen TNI Joko Suparyoto.
Pengiriman mesin tersebut dilakukan dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 A-1335 milik TNI AU dari Skadron 32 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Pesawat tersebut diterbangkan Kapten Pilot Mayor Pnb Fandi Abdillah Pulungan dan kru.
Bantuan berupa mesin yang sudah diperbaiki tersebut diterima langsung oleh Perdana Menteri (PM) James Marape, dengan didampingi Deputy chief of Defence PNG, Commodore Philip Polewara, Menteri Luar Negeri PNG, Soroe Eoe, beserta para pejabat utama departemen pertahanan PNG dalam suatu rangkaian upacara resmi.
Joni menyampaikan, TNI aktif mengidentifikasi peluang kerja sama dan bantuan kepada Departemen Pertahanan PNG untuk mendukung upaya memperkuat diplomasi RI di PNG. Dia menyatakan, TNI berharap momen tersebyt dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara TNI dan Departemen Pertahanan PNG dalam kontribusi perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan.
Di lain pihak, PM James Marape menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada TNI atas bantuan perbaikan mesin pesawat CASA ini. Menurut dia, hubungan baik antara kedua negara telah berlangsung selama bertahun-tahun dan hingga saat ini masih berjalan sangat baik.
"Dengan perasaan saling menghormati dan menghargai kedaulatan kedua negara,” ungkap PM James.
Ronggo Astungkoro
Ikuti Whatsapp Channel Republika