REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (PRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) prihatin dengan anak-anak yatim dan piatu yang orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19. Sehubungan dengan itu, MUI menilai anak-anak yatim dan piatu akibat pandemi Covid-19 perlu dibantu.
"Saya sangat prihatin dengan kondisi ini, karena saya saksikan sendiri di sebelah cucu saya yang baru lahir ada bayi-bayi yang lahir prematur dan ibunya wafat setelah melahirkan, sementara ada ayahnya yang juga wafat dan ada yang masih terpapar Covid-19," kata Ketua Komisi PRK MUI, Siti Ma'rifah kepada Republika, Kamis (5/8).
Ma'rifah juga berharap ibu-ibu hamil dapat segera memperoleh vaksin. Tentu sebelum itu harus sudah dikaji dulu oleh para dokter soal keamanannya. Karena kasus ibu hamil yang terpapar Covid-19 banyak terjadi, bahkan ada yang tidak bisa diselamatkan baik ibu maupun bayinya.
Ia menerangkan, memang belum ada data yang pasti soal jumlah ibu hamil yang terpapar Covid-19 dan bayi serta anak-anak yang menjadi yatim atau piatu karena Covid-19. Untuk itu harus didata nama dan alamatnya. Seperti yang terjadi di Jawa Timur, banyak anak-anak yang ditinggal mati orang tuanya karena Covid-19.