Kamis 05 Aug 2021 23:57 WIB

BI: Pertumbuhan Ekonomi Positif, Terus Tingkatkan Koordinasi

Perbaikan ekonomi ditopang kinerja positif komponen permintaan dan LU

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nashih Nashrullah
Perbaikan ekonomi ditopang kinerja positif komponen permintaan dan LU. Ilustrasi ekonomi
Foto: Antara/FB Anggoro
Perbaikan ekonomi ditopang kinerja positif komponen permintaan dan LU. Ilustrasi ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perekonomian Indonesia pada kuartal II 2021 mencatat pertumbuhan positif untuk pertama kali sejak merebaknya pandemi Covid-19 pada awal  2020, sebesar 7,07 persen (yoy). 

Kinerja tersebut melanjutkan perbaikan yang telah terjadi hingga kuartal I 2021 dan merupakan pertumbuhan tertinggi sejak kuartal IV 2004 (7,16 persen).

Baca Juga

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menyampaikan pertumbuhan ini telah menyebabkan nilai PDB riil pada kuartal II telah melampaui nilai PDB riil pada kuartal IV 2019, sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Perbaikan ekonomi ditopang kinerja positif seluruh komponen permintaan dan lapangan usaha (LU). 

"Ke depan, untuk mendorong perbaikan ekonomi, Bank Indonesia terus meningkatkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan instansi terkait, termasuk melalui koordinasi kebijakan moneter–fiskal, kebijakan peningkatan ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan, di tengah berlanjutnya akselerasi pelaksanaan vaksin dan penerapan protokol kesehatan," katanya dalam keterangan, Kamis (5/8).

Dari sisi permintaan, perbaikan ekonomi pada kuartal II 2021 terutama didorong peningkatan kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi Pemerintah. Pada kuartal II 2021, ekspor tumbuh sangat tinggi sebesar 31,78 persen (yoy) didukung kenaikan permintaan negara mitra dagang utama.

Konsumsi rumah tangga untuk pertama kalinya tercatat tumbuh positif sejak kuartal II 2020 sebesar 5,93 persen (yoy), jauh membaik dari kinerja kuartal I 2021 yang -2,22 persen (yoy). 

Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut sejalan dengan perbaikan mobilitas masyarakat, berlanjutnya stimulus termasuk relaksasi program PPnBM dan kebijakan makroprudensial, serta pola musiman hari besar keagamaan Nasional.

Kinerja investasi mulai tercatat positif sebesar 7,54 persen (yoy), terutama ditopang perbaikan investasi nonbangunan. Sementara itu, konsumsi Pemerintah tumbuh tinggi sebesar 8,06 persen (yoy), didorong akselerasi realisasi stimulus fiskal dalam bentuk belanja barang dan belanja modal, khususnya terkait program PEN, serta belanja pegawai.

Sejalan peningkatan ekspor dan permintaan domestik, impor juga tumbuh tinggi sebesar 31,22 persen (yoy). Dari sisi lapangan usaha (LU), seluruh LU mencatatkan pertumbuhan positif.

Pada kuartal II 2021, pertumbuhan ekonomi terutama didorong LU industri pengolahan, LU perdagangan, LU transportasi dan pergudangan, serta LU penyediaan akomodasi dan makan minum.

Secara spasial, perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi nasional didukung seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), Jawa, dan Kalimantan.    

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement