Sabtu 07 Aug 2021 14:38 WIB

Rencanakan Bunuh Utusan PBB, Dua Warga Myanmar Ditangkap

Sejumlah rencana pembunuhan sudah mereka siapkan.

Rep: ferginadirab/reuters/ Red: Joko Sadewo
Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun
Foto: ABC
Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW YORK - Dua warga negara Myanmar ditangkap di New York, Amerika Serikat (AS), Jumat (6/8). Mereka ditangkap karena bersekongkol dengan pedagang senjata di Tahiland untuk membunuh atau melukai duta besar Myanmar untuk PBB.

Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Selatan New York mengatakan, keduanya adalah Phyo Heim Htut (28 tahun), dan Ye Hein Zaw (20 tahun). Mereka didakwa melakukan konspirasi untuk menyerang dan melakukan serangan kekerasan terhadap seorang pejabat asing. Mereka terancam  pidana penjara paling lama lima tahun.

Menurut pengaduan hukum, Phyo Hein Htut mengaku kepada penyelidik FBI, bahwa pedagang senjata di Thailand telah menghubunginya secara online. Pedagang itu menawarkan uang untuk menyewa penyerang melukai duta besar dan memaksanya mundur.

"Jika duta besar tidak mundur, maka pedagang senjata mengusulkan agar para penyerang membunuhnya," kata pengaduan tersebut.

Phyo Hein Htut dan pedagang senjata itu kemudian menyetujui rencana merusak mobil duta besar sampai menyebabkan kecelakaan. Ye Hein Zaw menghubungi Phyo Hein Htut dan melakukan dua transfer uang dengan total 4.000 dolar AS pada akhir Juli. Phyo Hein Htut mengatakan kepada FBI, bahwa dia seharusnya menerima tambahan 1.000 dolar AS setelah serangan itu selesai.

Seorang penjaga keamanan sukarelawan di misi PBB Myanmar mengatakan kepada FBI pada Selasa pekan ini, bahwa Phyo Hein Htut telah memberitahunya tentang rencana untuk menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh atau melukai duta besar. Pengaduan FBI mengatakan, Ye Hein Zaw mengakui bahwa dia mentransfer uang itu ke Phyo Hein Htut.

Dia juga mengakui bahwa dia secara teratur mengirim uang kepada orang lain atas nama pedagang senjata dan baru-baru ini memesan perjalanan ke AS untuk dua orang lainnya atas permintaan pedagang senjata.

"Para terdakwa ini mencapai lintas batas dan lautan dalam merancang plot kekerasan terhadap seorang pemimpin internasional di tanah Amerika Serikat," kata Komisaris Departemen Kepolisian New York Dermot Shea dalam sebuah pernyataan.

Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun mengatakan pada Rabu (4/8) bahwa dia telah menerima ancaman. Pihak berwenang AS pun telah meningkatkan keamanan baginya.

Namun Duta Besar Kyaw Moe Tun belum menanggapi lagi tentang penangkapan dan tuduhan dua warga Myanamr ini. Kyaw Moe Tun mewakili pemerintah sipil terpilih Myanmar yang digulingkan oleh militer pada Februari. Junta Myanmar memecatnya pada Februari, namun untuk saat ini dia tetap menjadi utusan negara itu untuk PBB karena PBB belum mengakui junta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement