REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., bersama Kapolri Jenderal Pol Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., memimpin rapat terkait penanganan Covid-19 di wilayah Sulawesi Selatan sekaligus melaksanakan pemeriksaan kemampuan para Babinsa, Babinpotmar, Babinpotdirga dan Bhabinkamtibmas dalam menggunakan Aplikasi Silacak dan Inarisk, bertempat di Mapolda Sulawesi Selatan, Sabtu (7/8).
Dalam rapat yang dipimpin Panglima TNI tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menjelaskan langkah pengendalian Covid-19 di Sulawesi Selatan saat ini telah melakukan berbagai hal. Seperti menambah tempat tidur untuk ruang ICU dan Ruang Isolasi. Selain itu Pemprov Sulsel juga mengadakan 35 HFNC (High Flow Nasal Cannula) untuk meningkatkan kapasitas ICU dalam rangka menekan angka BOR.
Dalam rapat tersebut, Panglima TNI menjelaskan bahwa penanganan Covid-19 di Sulsel tetap dengan dukungan sinergi dari TNI-Polri, Pemerintah Daerah serta segenap komponen masyarakat.
"Baru saja, saya bersama Kapolri dan Gubernur Sulsel melaksanakan rapat secara virtual dengan Bapak Presiden terkait penanganan Covid-19. Adapun hasilnya agar kita bersama menurunkan mobilitas masyarakat, melaksanakan tracing secara masif dan melaksanakan isoter terhadap pasien yang bergejala dan tidak bergejala," kata Panglima TNI.
Masih tingginya kasus positif Covid-19 di Sulawesi Selatan, Panglima TNI menekankan pelaksanaan tracing yang dilakukan oleh 4 Pilar harus selalu dimasifkan untuk menurunkan kasus positif covid-19 di Sulsel.
"Ingat Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian virus itu tidak pernah libur, oleh sebab itu seluruh Jajaran TNI-Polri saya minta harus kerja keras untuk membantu Pemerintah Daerah melindungi masyarakat dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19," tegas Panglima TNI.
Panglima TNI juga menekankan bahwa petugas di lapangan harus dapat memberikan pengertian yang baik kepada masyarakat, secara humanis harus mampu menjelaskan ke masyarakat.
"Gelorakan disiplin Protokol Kesehatan, jadikan disiplin 3M (Menggunakan Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan) sebagai kebiasaan baru. Isoman juga harus dijadikan kebiasaan baru, jika badan terasa tidak enak harus segera melapor ke petugas kesehatan setempat," kata Panglima TNI.
Panglima TNI berharap agar Optimalkan 3T (Testing, Tracing dan Treatment) dan infokan kasus sesegera mungkin untuk mencegah memburuknya kondisi guna menekan angka kematian di Sulsel. Tracing Kontak Erat harus dilaksanakan dan persiapkan tempat Isoter. “Persiapan Isoter harus dimaksimalkan dan tentunya harus dengan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan bagi pasien yang melaksanakan Isoter tersebut. Tracing Kontak Erat harus diawali dengan Entry Test dan diakhiri dengan Exit test tentunya harus dengan hasil negatif,” ungkap Panglima TNI.
Panglima TNI memerintahkan kepada para tenaga tracer dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk segera melakukan identifikasi bila ditemukan kontak terdekat pertama dan hasilnya segera dilaporkan melalui sistem aplikasi Silacak yang langsung terhubung ke server pusat, sehingga data tracing dapat langsung dipantau. “Ingat para Babinsa dan Bhabinkamtibmas sebagai tenaga Tracing tugasnya tidak hanya menemukan kontak erat tapi juga memantau isolasi mandiri serta kondisi para Pasien," tutur Panglima TNI.
Menurut Panglima TNI, kesadaran masyarakat menjadi faktor penting dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dengan cara melapor ke Puskesmas bila badan demam, mendukung pelaksanaan tracing, disiplin dalam melaksanakan Isoman. “Saya minta untuk dukungan obat dan logistik bagi masyarakat yang melaksanakan Isoman harus terpenuhi. Selain itu agar dilengkapi fasilitas Isoter dan RS dengan Nakes, Alkes, O2 juga pengerahan Bidan, relawan dan mahasiswa kedokteran,” ucap Panglima TNI.
Selanjutnya, Panglima TNI dan Kapolri meninjau penerapan aplikasi Silacak yang diawaki oleh Babinsa, Babinpotmar, Babinpotdirga dan Bhabinkamtibmas. Disamping memimpin Rapat dengan Forkopimda, Panglima TNI bersama Kapolri juga mengecek kesiapan Babinsa, Babinpotmar, Babinpotdirga dan Bhabinkamtibmas yang bertugas melakukan tracing dan laporan menggunakan Aplikasi Silacak dan Inarisk. Aplikasi ini memberikan kemudahan bagi para petugas untuk melakukan pelacakan, pelaporan dan pemantauan kasus Covid-19 dengan teknologi digital.