REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan alasan laju vaksinasi Covid-19 melambat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Alasannya, PPKM membatasi mobilitas masyarakat sehingga berimbas pada pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
"(Melambatnya vaksinasi Covid-19) ini karena PPKM yang pasti akan mengurangi kecepatan vaksinasi. Sebab, ada keterbatasan pergerakan masyarakat," ujar dia saat dihubungi Republika, Ahad (8/8).
Saat ini, ia mengatakan, Kemenkes sedang mengupayakan peningkatan vaksinasi Covid-19, termasuk mendorong percepatan produksi vaksin jadi. Ia menambahkan, Kemenkes mengupayakan percepatan vaksinasi sembari mengupayakan pengendalian laju penularan Covid-19.
Percepatan ini dibutuhkan untuk mencapai target vaksinasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni 2 juta dosis per hari. Untuk itu, ia mengatakan, pemerintah belum merencanakan merevisi target tersebut. "Sementara tetap," katanya.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 juga mengupayakan agar target vaksinasi bisa diwujudkan dengan melakukan beberapa upaya. "Vaksin sesuai arahan Presiden harus dimaksimalkan sesuai target di daerah masing-masing. Sehingga, terpenuhi target nasional (vaksinasi 2 juta dosis per hari)," ujar Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Nasional, Brigjen TNI (Purn) Alexander Ginting saat dihubungi Republika, Ahad.
Alex mengatakan sebenarnya stok vaksin mencukupi. Namun, ia mengatakan, ada persoalan distribusi sesuai dinamika di lapangan dan kemampuan cold chain.
Untuk menyelesaikan masalah ini, dia melanjutkan, pemerintah melakukan beberapa upaya. Yakni, mendekatkan sentra vaksinasi ke masyarakat, meningkatkan distribusi vaksin ke kabupaten/kota, serta mengatur cold chain dengan cara meminimalkan stok dan mendayagunakan vaksinator lintas desa dan kecamatan.