Senin 09 Aug 2021 15:17 WIB

30 Pejabat China Dipecat karena tak Becus Tangani Covid-19

Lebih dari 30 pejabat China dipecat atau menerima hukuman karena dinilai gagal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Orang-orang yang memakai masker wajah untuk membantu melindungi diri dari COVID-19 berjalan melalui stasiun kereta bawah tanah pada jam sibuk pagi hari di Beijing, Rabu, 4 Agustus 2021. Wabah virus corona terparah di China sejak awal pandemi satu setengah tahun lalu meningkat pada Rabu dengan lusinan kasus lagi di seluruh negeri, penyegelan satu kota dan hukuman para pemimpin lokalnya.
Foto: AP/Mark Schiefelbein
Orang-orang yang memakai masker wajah untuk membantu melindungi diri dari COVID-19 berjalan melalui stasiun kereta bawah tanah pada jam sibuk pagi hari di Beijing, Rabu, 4 Agustus 2021. Wabah virus corona terparah di China sejak awal pandemi satu setengah tahun lalu meningkat pada Rabu dengan lusinan kasus lagi di seluruh negeri, penyegelan satu kota dan hukuman para pemimpin lokalnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Lebih dari 30 pejabat China telah dipecat atau menerima hukuman lain atas tuduhan gagal menanggapi gelombang terbaru Covid-19. Di antara mereka yang dipecat adalah seorang wakil wali kota, kepala distrik kota, dan komisi kesehatan.

Selain itu staf manajemen rumah sakit, staf bandara, dan staf Departemen Pariwisata juga ikut dipecat. Komisi Kesehatan Nasional China pada Senin (9/8) mengumumkan 94 kasus baru Covid-19 yang dengan penularan domestik dan telah dicatat selama 24 jam sebelumnya.

Baca Juga

Kasus terbaru terkait dengan bandara di kota timur Nanjing. Varian Delta yang sangat menular telah menyebar di antara pekerja bandara.

Varian Delta kemudian menyebar dari provinsi Hainan di selatan hingga Mongolia Dalam di ujung utara. Wabah itu telah mendorong pembatasan perjalanan baru, karantina komunitas, dan penutupan seluruh kota Zhangjiajie yang memiliki populasi 1,5 juta jiwa.

China melaporkan peningkatan kasus Covid-19 saat memasuki pekan ketiga wabah pada Senin (9/8). Beberapa kota menambahkan putaran pengujian massal dalam upaya untuk memutus rantai infeksi yang ditularkan secara lokal.

Varian Delta yang sangat menular telah terdeteksi di puluhan kota sejak 20 Juli. Para pejabat telah meminta otoritas pemerintah daerah untuk melakukan pelacakan secara ketat dan menutup celah penularan.

Baca juga : PM Israel Desak Warga Terima Dosis Ketiga Vaksin Covid-19

"Kelalaian harus diatasi dengan tegas," kata Komisi Kesehatan Nasional (NHC).

Analis menilai menyebarnya varian Delta merupakan ujian terbesar bagi strategi CHina untuk mencapai nol kasus Covid-19. Sejauh ini CHina mencatat 125 kasus baru yang dikonfirmasi pada Ahad (8/8), termasuk 94 kasus yang ditularkan secara lokal.

NHC mengatakan jumlah tersebut naik dari sebelumnya yaitu 96 kasus, termasuk 81 kasus yang ditularkan secara lokal. Sedangkan sisanya adalah kasus impor dari luar negeri.

Sebagian besar pasien lokal berada di pusat kota Zhengzhou dan kota timur Yangzhou. Otoritas setempat menyebut Yangzhou telah memulai tes massal putaran kelima pada Senin. Sementara Zhengzhou diperkirakan akan menyelesaikan pengumpulan sampel untuk tes putaran ketiga di seluruh kota. Kota timur Nanjing juga telah memulai putaran ketiga pengujian yang ditargetkan di beberapa daerah, setelah tiga putaran di seluruh kota.

Jumlah infeksi baru untuk kasus tanpa gejala naik menjadi 39 per hari. Sebelumnya kasus tanpa gejala berjumlah 30 per hari. China tidak mengklasifikasikan kasus tanpa gejala sebagai kasus yang dikonfirmasi.

Total kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di China mencapai 93.826 kasus, sejak wabah dimulai. Sementara kematian berjumlah 4.636.

sumber : Reuters/AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement