Senin 09 Aug 2021 16:11 WIB

Cara Masyarakat Turki Menyajikan Teh dan Kopi

Teh dan kopi bukan sekadar minuman di Turki.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Teh dan kopi bukan sekadar minuman di Turki.
Foto: Pixabay
Teh dan kopi bukan sekadar minuman di Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sajian minuman teh dan kopi bisa berbeda di sejumlah negara, begitu pula di Turki. Diplomat dari Kedutaan Besar Turki di Indonesia, Yasemin Yilmaz, menyebut bahwa teh Turki tidak seperti teh hitam lainnya.

Yasemin yang menjabat sebagai Third Secretary Turkish Embassy in Jakarta menginformasikan, dalam bahasa setempat teh disebut Çay. Dia menegaskan, teh dalam budayanya bukan sekadar minuman.

Baca Juga

"Ini adalah cara hidup budaya Turki, salah satu minuman terbaik di Turki. Teh sangat berarti bagi penduduk, mereka mengagumi minuman ini, baik itu di musim dingin atau musim panas," ungkap Yasemin, dikutip republika.co.id, Senin (9/8).

Teh Turki memang cara cepat untuk bersantai. Disampaikan Yasemin, rasanya terlalu kuat untuk disajikan dalam gelas besar. Itu sebabnya teh Turki selalu disajikan dalam cangkir kecil berbentuk tulip.

Seseorang harus memegangnya di bagian tepi agar jari tidak terbakar, sebab teh Turki disajikan panas sepanjang waktu. Saat sarapan, teh adalah salah satu komponen utama.

Penduduk Turki sukar menikmati sarapan tanpa teh, rasanya ada sesuatu yang hilang dari meja. Selain di waktu sarapan, teh dihidangkan di kafe, restoran, saat makan siang, atau menemani waktu santai membaca buku favorit.

Tidak kalah dengan posisi teh, kopi Turki pun dianggap sebagai bagian dari warisan budaya negara tersebut. Kopi Turki kerap dirayakan dalam sastra dan lagu, jadi bagian tak terpisahkan dari acara seremonial.

Acara-acara sosial seperti upacara pertunangan dan hari besar kerap menghidangkan kopi Turki. Pengetahuan dan ritualnya ditransmisikan secara informal oleh anggota keluarga melalui observasi dan partisipasi.

Minuman ini disajikan dalam cangkir kecil, disertai dengan segelas air putih. Lazimnya penduduk Turki meminum kopi di kedai tempat orang-orang bertemu untuk mengobrol, berbagi kabar, dan membaca buku.

Tradisi itu merupakan simbol keramahan, persahabatan, dan hiburan yang merasuki semua lapisan masyarakat. Undangan untuk minum kopi di antara teman memberikan kesempatan berbincang akrab dan berbagi masalah sehari-hari.

Cara penyiapannya, biji kopi yang baru dipanggang digiling menjadi bubuk halus. Selanjutnya, bubuk kopi, air dingin, dan gula ditambahkan ke teko. Kopi diseduh perlahan di atas kompor untuk menghasilkan busa yang diinginkan.

"Disajikan dengan lokum (Turkish delight), kopi Turki mengombinasikan persiapan khusus dan teknik brewing dengan budaya tradisional komunal yang kaya," kata Yasemin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement