Selasa 10 Aug 2021 23:49 WIB

Indef: Lepas dari Covid-19 Syarat Tingkatkan Daya Saing

Indonesia juga perlu meningkatkan produksi output untuk tingkatkan daya saing

Seorang vaksinator memperlihatkan vaksin Moderna untuk tenaga kesehatan. Peneliti Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Eisha Rachbini mengatakan lepas dari Covid-19 merupakan syarat utama meningkatkan daya saing Indonesia.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Seorang vaksinator memperlihatkan vaksin Moderna untuk tenaga kesehatan. Peneliti Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Eisha Rachbini mengatakan lepas dari Covid-19 merupakan syarat utama meningkatkan daya saing Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Eisha Rachbini mengatakan lepas dari Covid-19 merupakan syarat utama meningkatkan daya saing Indonesia.

"Kita harus bisa lepas dulu menyelesaikan masalah Covid-19 ini dengan memperbanyak vaksin dan jangkauan vaksin," ujar Eisha dalam diskusi virtual di Jakarta.

Menurut dia, meminimalisir penyebaran COVID-19 akan membuat masyarakat Indonesia bisa hidup berdampingan dengan pandemi, sehingga kegiatan ekonomi akan berjalan dan pertumbuhan ekonomi juga bisa tercipta.

Selain itu, untuk meningkatkan daya saing sekaligus lepas dari jebakan kelas menengah atau middle income trap, Indonesia harus bisa meningkatkan produksi output di sektor yang bernilai tambah tinggi.

Kemudian, diperlukan hilirisasi produk berbasis sumber daya alam (SDA), mengingat ekspor dari Indonesia cenderung berbasis SDA."Industri juga harus didorong supaya berpartisipasi dalam ekspor, terutama juga mendorong UMKM dan industri kecil dalam ekspor," kata Eisha.

Hal tersebut, kata Eisha, mengingat industri kecil di Indonesia cenderung terkonsentrasi kepada subsektor yang membutuhkan tenaga kerja banyak, seperti industri makanan, pakaian jadi, tekstil, dan furnitur. Sementara untuk UMKM, peningkatan ekspor juga perlu didukung karena usaha tersebut kebanyakan mengekspor produk dari sektor manufaktur, seperti industri makanan, industri transportasi, dan industri kimia.

"Sehingga ada potensi kita bisa meningkatkan ekspor dari UMKM karena memang ekspor dari sektor industri itu bisa diandalkan," tutur Eisha.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement